Oleh: Moh. Rasyid
Aktivis Perempuan, Jurusan: Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Ilmu Keillaman UTM
Aktivis Perempuan, Jurusan: Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Ilmu Keillaman UTM
Perempuan UTM
Aku
tak tahu berpacaran
Yang
kutahu body language perempuan UTM
sangatlah indah
Lebih
indah dari pantat temenku bernama Yadi
Gerai
tekukan perutnya suci
Lebih
suci dari tangan Yadi saat BAB
Rasa
ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu
dengan kodrat kost-kostan sekitar
Jari
jemarinya berbau parfum
Peluh
tersentuh angin malam
Lihatlah
perempuan UTM
Saat
pandanganmu semakin pudar
Supaya
kau dapat merasakan
Surga
dunia dari teman sepermainanmu
Jika
kau ingin menjadi pintar, IPK tinggi, berwibawa dan selamat
Selamat
datang di kampusku, bumi perempuan UTM
Aku
tak tahu berpacaran
Yang
kutahu suara desahan perempuan UTM, sangatlah elok
Lebih
merdu dari alunan ngorokmu saat adzan subuh
Gemulai
gerak badannya adalah seni
Lebih
murni dari irama ujaran kebencianmu kepada Pak Zahid
Nafas
hidungnya berpadu cipta
Helai
demi helai rambut disiram
Lelehan
demi lelehan seusai bermain
Canting
menggores surga-surga duniawi
Pandanglah
perempuan UTM
Saat
hasrat kuliahmu semakin pudar
Supaya
kau dapat mengetahui benda misterius dari temanmu
Sudah
sejak dahulu kala riwayat kost beradab ini
Cinta
dan hormat kepada perempuan UTM dan para sekutunya.
Puisi Ibu Sukmawati pasca amandemen
“Ini bukan puisi, ataupun sajak, walaupun
anda tetap mau mengakuinya sebagai puisi atau sajak”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi