Oleh: Moch. Didi Kurniawan
Aktivis
Seni: Tiater Desah
Melukis
Ibu
Dari wajah hingga celana,
lebat pohon di atas mata
dan bunga di bibirmu sedikit terbuka.
Aku suka melukismu,di tanah
dan segala yang ada di halaman rumah.
Suatu saat, seseorang datang dan bertanya
“jika itu Ibu, dimana rahimnya?”
Lalu tanpa ada lagi kata,
di atas perutmu kususun beberapa bata.
Bangkalan, 2017
Lelaki
Kecil
Tiada yang tahu bermula dari mana,
lelaki kecil menebang pohon di depan jendela rumahnya.
“mengapa kau menebang pohon itu?” tanyaku,
“pohon ini menghambat jendelaku tumbuh”, jawabnya.
Tiada yang tahu dimulakan apa,
lelaki kecil menghancurkan jendela rumahnya.
Dengan pertanyaan sama, lalu ia menjawab
jika ada doa yang akan tumbuh darinya.
Bangkalan,
2017
Ponsel
Bolehkan aku memanggilmu kampung halaman,
jika besar senyum dan laparku berpulang padamu?
Bisakah kau kupanggil kekasih,
bila tangis dan jemariku selalu digenggam tubuhmu?
Bangkalan,
2017
Selalu sehat ,Mas Didi. Selalu berkarya, ya...
BalasHapusTerimaksih Mas sudah berkunjung ke Media Pancawarna.
HapusMas Timur Budi Raja Jos.
Kalau Mas sudi menuangkan Ide-ide, sungguh kami berteimaksih.