Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

KEMANUSIAANMU, KEMANUSIAAN YANG MANA?

Selasa, 29 Mei 2018


Oleh: Homaidi
Pengurus Pusat, Sekretaris Jendral Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB). Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komesariat Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Sungguh manusia yang aku (manusia) sendiri tak paham sebenarnya manusia mana yang tak memanusiakan manusia.

Kau tau, kau sudah dianggap teroris?
Kau tahu, kau dikutuk dimana-mana?
Kau tahu, banyak pernyataan kebencian terhadapmu?
Kau tahu, berbagai media memberitakan dan mencibirkan keburukanmu?
Kau tahu, manusia selain mencuriagimu sekarang?
Lalu, kau tak merasa sakit hati mendengar itu semua?

Kau diperlakukan sebagai manusia atau tidak oleh manusia yang menganggapmu teroris. Oleh manusia yang mengutukmu. Oleh manusia yang menyatakan benci padamu. Oleh manusia yang memberitakan burukmu, dan oleh manusia yang… Men----curiga---i---mu----.

Sungguh  manusia yang aku (manusia) sendiri tak paham sebenarnya manusia mana yang tak memanusiakan manusia.

Namun...
Aku yakin, bahwa keluargamu mendirikan sholat setiap waktu, karena kau manusia, yang bertanggung jawab atas keluargamu, namun mungkin karena kau berpikir sudah cukup kebaikan keluargamu hanya pada dan untuk keluargamu saja. Kau tak menganggap tetanggamu juga berhak menerima kebaikanmu.

Aku yakin, hakikat dirimu, istrimu, anak-anakmu baik. Karena kau manusia, namun kebaikanmu tak baik untuk manusia lainnya.
Aku yakin, tujuanmu sungguh mulia, karena kau juga manusia, namun caramu salah kepada manusia lainnya.
Aku yakin, kau mengetahui jalan surga, karena kau manusia, namun jalan surgamu terlalu instan.
Aku yakin, kau tak pernah berpikir, bahwa tetanggamu bukan manusia, akan tetapi kau hanya lupa mereka adalah manusia, atau menurutmu mereka sudah tak layak dianggap manusia.

Namun!
Aku tak yakin, bahwa kau tahu tentang manusia lain yang mengkonstruksi dirimu karena kau manusia. Kebaikanmu di bauen menjadi kebaikan yang tak baik kepada manusia lainnya oleh manusia lainnya. Lalu, konstruksi (manusia), dirimu (manusia), atau tetanggamu (manusia) yang tidak memanusiakan manusia?

Sungguh  manusia yang aku (manusia) sendiri tak paham sebenarnya manusia mana yang tak memanusiakan manusia. Bukankah seburuk-buruk manusia adalah ia yang menganggap dirinya (manusia) paling benar? Oh, manusia. Manu-sia. Manu Sia. Sia Manu. Sia Sia. Manusia, Sia Sia.

Bangkalan, 15 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi