Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Kek Lesap dan cerita kampung

Minggu, 29 Oktober 2017
Oleh: Aryo Gendeng
Dikesunyian malam, bunyi jangkrik semakin lantang begitu pula dengan angin terus menyelimutiku dan adik perempuanku yang sedang mendengarkan embah bercerita tentang pedang Kek Lesap yang bernama “Peddeng Dul Pakkar”. Konon kata embah, pedang itu dibuat oleh Kek Lesap waktu berada dalam Gua gunung sumeru, pedang itu akan memotong orang-orang yang meninggalkan shalat. Aku semakin takut ketika mendengarkan cerita itu apalagi peneritaanya menggunakan ekspresi yang begitu membuat si pendengar akan segera bertaubat. Pedang itu dibuat setelah Kek Lesap diusir oleh Buju’ Buker. Konan Katanya pedang itu tidak akan selasai bila masih ada orang mengumandangkan adzan. Ketika pedang itu akan selesai, pedang tersebut akan patah gagangnya atau patah ujungnya lantaran adzan masih berkumandang. Namun setelah di dunia ini tidak ada orang  adzan, maka pedang itu akan selasai dan berjalan dengan sendirinya untuk memotong kepala orang-orang yang meninggalkan shalat. Begitulah embah bercerita padaku dan adik perempunku. Biasanya aku diceritakan olehnya ketika semua cucu-cucu embah berkumpul. Namun cerita Peddeng Dul Pakkar ini hanya diceritakan kepadaku mungkin embah tau bahwa aku malas untuk shalat. Dan aku pun langsung takut kalau meninggalkan shalat gara-gara mendengarkan cerita itu, sungguh ajaib embahku, tidak mukul dan tidak marah ketika melihat anak dan cucunya tidak shalat, embah malah mengajak kita untuk mendengarkan ceritanya dan dalam cerita itu ada pesan yang dapat dimengerti oleh anak-anak dan orang-orang dewasa. Namun dia sekarang sudah tua tak mampu bercerita lagi, sedangka cucu-cucunya terbius oleh televisi sehingga jarang cucu-cucunya yang berkumpul dengannya. Waktu itu embah bukan hanya cerita tentang senjatanya Kek Lesap Melainkan bercerita tentang sejarah Kek Lesap dan Kesaktiannya juga.

Kek lesap adalah tokoh sakti yang diagung-agungkan oleh masyarakat desa Plakaran Kec. Jerengik Kab. Sampang. Dia berasal dari gunung sumeru. Sejak kecil Kek Lesap diasuh oleh Bujuk Buker yang berada di Desa Buker Kec. Jerengik Kab. Sampang. Dimasa kecil kelesap sudah memiliki kelebihan-kelebihan. Banyak cerita-cerita kesaktian Kek Lesap yang di yakini oleh masyarakat Buker dan Plakaran sampai sekarang, salah satu contoh ceritanya yang kesohor di masyarakat tersebut adalah pada musim menanam  padi, Kek Lesap disuruh memulai membajak sawah dan menanam bibit padi oleh Bujuk buker. Namun Kek Lesap tidak mengerjakan tuganya dan malah menjawab sudah selesai. Tiga kali bujuk Buker menyuruh kek lesap. Namun jawabannya tetap saja, yaitu sudah selesai. Keesokan harinya Bujuk Buker membuktikan jawaban dari Kek Lesap, ternyata hal tersebut benar-benar terjadi. Dengan tersohornya cerita dimasyarakat sosok pendekar itu keramat hingga sekarang. Dan salah satu peninggalan darinya tetap ada sampai sekarang dengan bukti adanya sawah yang di dan sawah itu dipercayai keramat sampai sekarang, apalagi sawah tersebut diyakini menjadi sarang jin oleh masyarakat Plakaran. Sawah tersebut terletak di Kamapung Lembung, Desa Plakaran, Kec. Jerengik, Kab. Sampang. Pada 20 tahun yang lalu sawah itu memakan korban. dalam cerita tersebut ada seorang warga yang membajak sawah dengan sapi di dekat sawah keramat milik Kek Lesap. Sapi itu lari lepas dari nanggelena sampai orang yang menahan itu jatuh dengan kepala dibenturkan ketanah hingga mati. Adapula cerita yang mengenaskan dari sawah keramat milik Kek Lesap itu. Cerita lain juga tentang orang yang mengambil buah kelapa di sawah Kek Lesap. Pada awalnya orang itu bingung dengan buah kelapa itu, sebab di sawah dan di dekatnya tidak ada pohon kelapa. Tapi ada buah kelapa yang terdepak di bawah pohon Gurnis akirnya orang itu memabawa pulang buah kelapa yang terdepak ditanah dekat pohon Gumis itu dan pada malam harinya orang itu berimpi di datangi orang berjubah putih lalu menasehatinya untuk mengembalikan buah kelapa itu. Namun orang itu tidak mengembalikan buah kelapa yang di bawa pulanang olehnya dia malah membuangnya ke kali kecil akhirnya hingga dia kena batunya dan dia mati sesampainya dirumahnya.

Cerita keanehan itu ternya Bukan hanya embah yang menceritakan tentang Peddeng Dul Pakkar dan Kesaktian Kek Lesap, tapi ada seorang pendatang dari kampung lain yang juga bercerita tentang Kek Lesap. Dia senang bersilaturahmi ke rumah-rumah tetangga dan bercerita tentang Kek Lesap dan cerita yang disampaikannya banyak pesan yang terselip bahwa Kek Lesap adalah sosok pendekar yang sakti dan yang mendengarkan juga sadar bahwa Kek lesap memang Sakti Mandra Guna. Moh Raji namanya yang bercerita tentangnya, dia berasal dari kampung sebelah yaitu tanah merah. Dia bercerita bukan hanya terhadap anak-anak, tapi juga kepada yang dewasa. Cerita-ceritanya membuat orang yang mendengarkan jera seperti tanpa sebab, salah satunya cerita soal maling. Konon katanya maling pada zaman dahulu dengan sekarang itu berbeda. Pada zaman dahulu maling itu dijadikan pahlawan tanpa jasa. Sebab maling dahulu sangat menjaga masyarakat baik kaya ataupun yang miskin. Dan ketika maling itu melihat si miskin tidak kuat menahan rasa lapar, maling tidak akan mencuri milik tetangganya yang silapar tapi mencuri didesa lain. Bahkan dia bersekongkol dengan sesama maling di kampung yang akan dicurinya. Begitulah ceritanya. Itulah kabar cerita dimasa lalu.

Ketika matahari menatap terdapatlah sekumpulan orang yang mau berangkkat ke sawah. Pohon bambu yang mulai kehilangan sehelai rambutnya itu menaungi sekumpulan orang saling menunggu dan disitu Moh Raji menghampiri sekumpulan yang mau berangkat ke sawah dan menceritakan kisah-kisahnya. Salah satu cerita selain cerita Kek Lesap yaitu tentang “adik dan kakak”. Konon katanya, adik dan kakak ini hidup berdua di rumah besar yang ditingglkan oleh kedua orang tuanya ke dalam tanah. Dalam cerita tersebut, si adik rajin shalat dan menjauhi larangan-larangan tuhan. Berbeda dengan si kakak yang sukanya minum-minuman keras, zinah, dan berfoya-foya. Namun suatu ketika si kakak membawa seorang pelacur kerumah lengkap dengan minumannya. Si adik  langsung mengintip dan mempunyai keinginan untuk merasakan hal yang sama dengan sang kakak. Dia perfikir tuhan akan mengampuninya bila yang dilakukannya cuma satu kali. Tanpa kata dia menghampiri sang kakak dengan meminta izin untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakkukann sang kakak. Namun ketika pertengahan jalan menuju sang kakak dia terjatu karena keseleo sehingga kecelakaan itu membuat si adek kehilangan nyawanya. Hal tersebut yang menyeret si adik ke dalam neraka, sedangkan sang kakak bertaubat lantaran ia merasa bersalah pada tuhan dan adiknya. Dia melihat adiknya tergeletak di lantai secara sepontan dia mengucap sahadat, setelah satu jam kemudian dia meninggal juga lantaran kaget, pada sebelumnya dia mempunyai penyakit jantung jadi tidak heranbila dia mati mendadak. Dia tergeletak juga dengan kehilangan nyawanya dan karena taubat itulah dia menerima surga dari tuhan. Sedang adiknya mendapat neraka sebab keinginan hawa nafsunya. Begitulah akhir dari cerita “Adik dan Kakak” yang diceritakan oleh Moh Raji. Namun sekarang dia tidak bercerita lagi lantaran ada konflik yang dimainkan kepala desa sehingga konflik itu berdampak pada Moh Raji. Sekarang kampungku sepi tanpa Moh Raji. Kisah-kisah yang dibawanya hilang tertiup oleh angin yang kabur di tengah malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi