Oleh: Humaidi
(Alumni Ponpes
Banyuanyar, Pamekasan)
Aminullah: Kak, ini aku mau ke
kampus, mau ikut tah? sekalian mau bahas satu bendera besar. Bendera pamungkas
dari bendera GMNI, HMI, PMII, IMM, dan lainnya. Azeek! Hehehe
Karno: Kayaknya menarik itu lek. Hehe! Oke lek, saya ikut. Sek ngambil tas dulu.
*****
Kamipun berangkat menuju kampus
dengan motor butut yang selalu setia mengantarkan Aminullah kemanapun ia mau
pergi. Sesekali ada temannya yang ia ajak untuk sekedar menemani saat dijalan.
Seperti biasa, Aminullah tak pernah diam ketika diatas kendaraannya. Ia selalu
berdiskusi berbagai hal meskipun didiskusinya hanya ditemani hati dan otaknya.
Ya, Aminullah merasa bahwa dengan mengendarai motor bututnya ia memiliki banyak
hal untuk bahan diskusi meskipun hanya diperuntukkan dirinya. Ketika itu, iya
tak sendiri, Ia ditemani oleh kakak senior yang juga merupakan kawan
seperjuangan. Ia kagum kepada kakaknya yang satu ini. “Kak Sukarno” itulah
panggilan Amin padanya. Dengan bunyi kenalpot khas butut yang mereka tumpangi,
ditemani rintik-rintik sisa hujan dan dinginnya udara malam waktu itu. Amin
memulai kebiasaanya berdiskusi. Ia membuka diskusi kali ini dengan mengangkat
tema “MAHASISWA NETRAL”. Karena ia tahu bahwa kakaknya, Karno, memiliki wawasan
luas tentang tema itu. Ia membuka diskusi dengan memberikan pertanyaan padanya.
*****
Aminullah: Kak, menurut kak Karno
ORMEK (dalam konteks BENDERA) yang paling besar di kampus kita ada berapa kak?
Dengan santai beliau menjawab.
Karno: Kalau aku sebutkan semua
ya banyak lek. Tapi
diantaranya yang paling besar dan eksis dikampus kita hanya ada 4 lek ya
seperti GMNI (Merah), PMII (Kuning), HMI (Hijau) dan IMM (Merah “Pekat”), itupun masih banyak
lagi yang juga lumayan berpengaruh diberbagai kampus di Indoensia lek.
Aminullah: Ah, ada yang masih
belum di sebutkan sama sampean, bendera yang sangat besar dan bisa mengalahkan
ke 4 bendera tadi.
Karno: Ah, ada-ada saja kamu lek. Aku belum pernah
mendengar itu sebelumnya. Memang nyeleneh kamu lek.
Aminullah: Tapi masih lebih nyeleneh sampean kak Sukarno, hahaa!. Ada satu
kak yang paling kuat, yaitu bendera PUTIH atau mahasiswa sekarang menyebutnya
orang-orang NETRAL meskipun aku gak setuju dengan hal itu semua.
Karno: Lah, memang itu bukan
bendera lek, tapi sudah menjadi nilai bagi mahasiswa-mahasiswa yang tak
berbendera.
Aminullah: Menurutku bukan sepeti
itu kak. Mereka (Mahasiswa) yang mengatasnamakan dirinya PUTIH, sebenarnya
mereka tidak NETRAL. Karena mereka (PUTIH) juga bermain dalam perpolitikan
kampus. Meskipun terkadang mereka tidak suka dengan politik mereka juga benci
kepada bendera lainya. Namun terkadang dalam perpolitikan tersebut mereka juga
berkowalisi (Berpartner kerja) dengan salahsatu bendera yang kakak sebutkan
tadi. Bukti bahwa mereka tidak netral adalah mereka maju untuk mencalonkan diri
sebagai pemimpin di kampus dan berangkat dari warna ”PUTIH”annya itu hehehe,
maksudnya atas nama Mahasiswa PUTIH, tetapi sayangnya orang-orang PUTIH itu
enggak punya ketua atau pengurus dan gak punya bendera seperti bendera MERAH, KUNING, HIJAU dilangit yang biru...hehee!
Karno: Hahaha, bukan begitu lek. Mereka itu adalah
representasi dari mahasiswa yang netral lek.
Aminullah: Ini lagi kak. Kata
NETRAL, aku sempat buka KBBI kemarin kak, iseng-iseng sih sebenarnya. Arti kata
NETRAL itu, 1. Tidak berpihak (Tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak)
2. Tidak berwarna. Dari dua arti di atas saja mereka sudah bukan netral kak.
Kalau menurutku, mahasiswa NETRAL itu adalah mahasiswa yang lagi gak di sukai
banyak orang, hehehe! Yaitu mahasiswa APATIS yang gak peduli dan gak mau tahu
apa-apa ketika ada pesta Demokrasi, sok jual mahal dan enggak mau nyoblos saat
pemilihan para birokrat kampus. Mereka itu yang sering bilang “Apa sih kok politik terus aku
enngak suka dengan politik”. Padahal kalau lagi butuh bantuan biasiswa
mereka bingung mencari mereka yang punya jabatan buat nembusin ke pimpinan
kampus. Se tak pateh bheres
roh kak, Hehehe! Kak Karno sepakat gak? Hehehe!
Karno: Iya lek, saya sepakat. Lalu, mereka
yang sudah terlanjur disebut netral, status mereka apa lek?
Aminullah: Loh, kok kak Karno
malah nanya balik? Hehe! begini kak, aku kemarin baca artikelnya Bung Muhammad
AvesSena (2014), beliau memberikan pencerahan bagi kita. Beliau menyebutnya
sebagai Mahasiswa yang
independen, ia adalah mahasiswa yang bersikap dan sikapnya cenderung kepada
salah satu tokoh politik yang memiliki dasar sosok, kepribadian, ide, dan
gagasannya yang baik untuk mejadi calon pemimpin. Kalau aku boleh ngambil
bahasanya Bung Doni As Siraj (2011) dalam artikelnya bahwa kalimat “Mahasiswa itu harus NETRAL” adalah pemahaman yang sesat. Bahkan
dalih NETRAL adalah suatu pembodohan karena orang-orang tersebut “Ditunggangi oleh orang lain karena
kurang ilmu dan pendirian”, keren kan kak, bahasanya Bung Doni?
Karno: Wah, berarti mahasiswa
sekarang salah kaprah ya lek.
Mereka berdalih “Aku orang
PUTIH”, padahal mereka adalah
Mahasiswa APATIS yang tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri. Mending
independen aja lek daripada mirip KUDA. Wikwikwik!
Aminullah: Loh, kok kayak KUDA
kak?
Karno: Kan lek Amin tadi bilang di tunggangi, hehehee
Aminullah: Hahahahaha! gakARTk
aku kak, hahaha!!! Loh, kak Karno, kok kita lewat jalan kembar? Ini kan malem,
wakwaw
Karno: Wakwakwakhahahahah, iya lek. Lewat pintu harus lek yang benar. Nah Itu tandanya kamu
INDEPENDEN lek. Yuk
ngakak bareng...wkwkwkwkwkwkwkwkwk
ya! saya sepakat sekali! malah aku berinisiatif bertanya. kalau yanng tidak selalu berpihak itu dinamakan apa ya kang? hehehe segera di jawab geeeh!!!!!
BalasHapus