Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Apa benar dia Mahasiswa Netral?

Selasa, 05 Desember 2017
Oleh: Humaidi
(Alumni Ponpes Banyuanyar, Pamekasan)
Aminullah: Kak, ini aku mau ke kampus, mau ikut tah? sekalian mau bahas satu bendera besar. Bendera pamungkas dari bendera GMNI, HMI, PMII, IMM, dan lainnya. Azeek! Hehehe
Karno: Kayaknya menarik itu lek. Hehe! Oke lek, saya ikut. Sek ngambil tas dulu.
*****
Kamipun berangkat menuju kampus dengan motor butut yang selalu setia mengantarkan Aminullah kemanapun ia mau pergi. Sesekali ada temannya yang ia ajak untuk sekedar menemani saat dijalan. Seperti biasa, Aminullah tak pernah diam ketika diatas kendaraannya. Ia selalu berdiskusi berbagai hal meskipun didiskusinya hanya ditemani hati dan otaknya. Ya, Aminullah merasa bahwa dengan mengendarai motor bututnya ia memiliki banyak hal untuk bahan diskusi meskipun hanya diperuntukkan dirinya. Ketika itu, iya tak sendiri, Ia ditemani oleh kakak senior yang juga merupakan kawan seperjuangan. Ia kagum kepada kakaknya yang satu ini. “Kak Sukarno” itulah panggilan Amin padanya. Dengan bunyi kenalpot khas butut yang mereka tumpangi, ditemani rintik-rintik sisa hujan dan dinginnya udara malam waktu itu. Amin memulai kebiasaanya berdiskusi. Ia membuka diskusi kali ini dengan mengangkat tema “MAHASISWA NETRAL”. Karena ia tahu bahwa kakaknya, Karno, memiliki wawasan luas tentang tema itu. Ia membuka diskusi dengan memberikan pertanyaan padanya.
*****
Aminullah: Kak, menurut kak Karno ORMEK (dalam konteks BENDERA) yang paling besar di kampus kita ada berapa kak? Dengan santai beliau menjawab.
Karno: Kalau aku sebutkan semua ya banyak lek. Tapi diantaranya yang paling besar dan eksis dikampus kita hanya ada 4 lek ya seperti GMNI (Merah), PMII (Kuning), HMI (Hijau) dan IMM (Merah “Pekat”), itupun masih banyak lagi yang juga lumayan berpengaruh diberbagai kampus di Indoensia lek.
Aminullah: Ah, ada yang masih belum di sebutkan sama sampean, bendera yang sangat besar dan bisa mengalahkan ke 4 bendera tadi.
Karno: Ah, ada-ada saja kamu lek. Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya. Memang nyeleneh kamu lek.
Aminullah: Tapi masih lebih nyeleneh sampean kak Sukarno, hahaa!. Ada satu kak yang paling kuat, yaitu bendera PUTIH atau mahasiswa sekarang menyebutnya orang-orang NETRAL meskipun aku gak setuju dengan hal itu semua.
Karno: Lah, memang itu bukan bendera lek, tapi sudah menjadi nilai bagi mahasiswa-mahasiswa yang tak berbendera.
Aminullah: Menurutku bukan sepeti itu kak. Mereka (Mahasiswa) yang mengatasnamakan dirinya PUTIH, sebenarnya mereka tidak NETRAL. Karena mereka (PUTIH) juga bermain dalam perpolitikan kampus. Meskipun terkadang mereka tidak suka dengan politik mereka juga benci kepada bendera lainya. Namun terkadang dalam perpolitikan tersebut mereka juga berkowalisi (Berpartner kerja) dengan salahsatu bendera yang kakak sebutkan tadi. Bukti bahwa mereka tidak netral adalah mereka maju untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin di kampus dan berangkat dari warna ”PUTIH”annya itu hehehe, maksudnya atas nama Mahasiswa PUTIH, tetapi sayangnya orang-orang PUTIH itu enggak punya ketua atau pengurus dan gak punya bendera seperti bendera MERAH, KUNING, HIJAU dilangit yang biru...hehee!
Karno: Hahaha, bukan begitu lek. Mereka itu adalah representasi dari mahasiswa yang netral lek.
Aminullah: Ini lagi kak. Kata NETRAL, aku sempat buka KBBI kemarin kak, iseng-iseng sih sebenarnya. Arti kata NETRAL itu, 1. Tidak berpihak (Tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak) 2. Tidak berwarna. Dari dua arti di atas saja mereka sudah bukan netral kak. Kalau menurutku, mahasiswa NETRAL itu adalah mahasiswa yang lagi gak di sukai banyak orang, hehehe! Yaitu mahasiswa APATIS yang gak peduli dan gak mau tahu apa-apa ketika ada pesta Demokrasi, sok jual mahal dan enggak mau nyoblos saat pemilihan para birokrat kampus. Mereka itu yang sering bilang “Apa sih kok politik terus aku enngak suka dengan politik”. Padahal kalau lagi butuh bantuan biasiswa mereka bingung mencari mereka yang punya jabatan buat nembusin ke pimpinan kampus. Se tak pateh bheres roh kak, Hehehe! Kak Karno sepakat gak? Hehehe!
Karno: Iya lek, saya sepakat. Lalu, mereka yang sudah terlanjur disebut netral, status mereka apa lek?
Aminullah: Loh, kok kak Karno malah nanya balik? Hehe! begini kak, aku kemarin baca artikelnya Bung Muhammad AvesSena (2014), beliau memberikan pencerahan bagi kita. Beliau menyebutnya sebagai Mahasiswa yang independen, ia adalah mahasiswa yang bersikap dan sikapnya cenderung kepada salah satu tokoh politik yang memiliki dasar sosok, kepribadian, ide, dan gagasannya yang baik untuk mejadi calon pemimpin. Kalau aku boleh ngambil bahasanya Bung Doni As Siraj (2011) dalam artikelnya bahwa kalimat “Mahasiswa itu harus NETRAL” adalah pemahaman yang sesat. Bahkan dalih NETRAL adalah suatu pembodohan karena orang-orang tersebut “Ditunggangi oleh orang lain karena kurang ilmu dan pendirian”, keren kan kak, bahasanya Bung Doni?
Karno: Wah, berarti mahasiswa sekarang salah kaprah ya lek. Mereka berdalih “Aku orang PUTIH”, padahal mereka adalah Mahasiswa APATIS yang tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri. Mending independen aja lek daripada mirip KUDA. Wikwikwik!
Aminullah: Loh, kok kayak KUDA kak?
Karno: Kan lek Amin tadi bilang di tunggangi, hehehee
Aminullah: Hahahahaha! gakARTk aku kak, hahaha!!! Loh, kak Karno, kok kita lewat jalan kembar? Ini kan malem, wakwaw
Karno: Wakwakwakhahahahah, iya lek. Lewat pintu harus lek yang benar. Nah Itu tandanya kamu INDEPENDEN lek. Yuk ngakak bareng...wkwkwkwkwkwkwkwkwk

1 komentar:

  1. ya! saya sepakat sekali! malah aku berinisiatif bertanya. kalau yanng tidak selalu berpihak itu dinamakan apa ya kang? hehehe segera di jawab geeeh!!!!!

    BalasHapus

Silahkan kolom komentar diisi