Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

PERANG DI MASA LAMPAU

Rabu, 29 November 2017
Oleh: Aryo Gendeng
“Di negeri lampau ada sebuah perang. Perang itu sangat dahsyat. Semua masyarakat kabur kalang kabut. Rumah-rumah mareka dikuasi dibuat tempat peristirahatan. Ada dua pilihan untuk masyarakat itu, yakni ingin berPIHAK atau TIDAK. Masyarakat yang tak berpihak akan dituduh sebagai mata-mata lawan. Kalau masyarakat yang berpihak akan dianggap saudarannya.  Ya! Tentu masyarakat harus memilih kepada salah satu pihak itu.
***** 
Sebenarnya ada TIGA kerajaan yang berlang. Akan tetapi ada DUA kerajaan yang bergabung menjadi satu untuk melawan kerajaan berperang mandiri. Kerajaan yang berperang mandiri itu lumayan besar. Sebab pengurus perangnya dari mereka sendiri. ya, perang ini bukan sembarang perang, yakni ada panitia perangnya.  Maka dari itu, saran saya kepada teman-teman, tidak usah datang ke negeri lampau itu. Sebab bisa-bisa nanti, teman-teman akan dilibas habis oleh tentara perang itu.” Ucap Gus Soleh pada beberapa teman-teman.
Gus Soleh teryata sedang bercerita tentang peperangan di masa lampau pada teman-temanya. Teman-temanya mendengar cerita sambil menyeruput kopi. Sebatang rokok yang mengeluarkan asap tidak lepas dari apitan bibir mereka. Yakinlah, anda harus meminum kopi atau es atau minuman lainnya bila ingin mendengar Gus Soleh. Mendengarkan cerita pasti lebih asik dan tentu lebih asik bila ada jajannya.
*****
“Lanjut mas, maaf baru datang.” Ucap seorang cewek yang baru datang. Ia datang dari orang yang menjual kopi waktu itu, kemudian duduk di tempat paling belakang.
“Sampai dimana barusan ceritanya?” tanya Gus Soleh pada teman-temannya.

“Sampai di dua kerajaan yang bersatu mas.” Ucap pemuda yang duduk di depan. Ia! Mereka duduk di bawah. Tampaknya memang disengaja mereka memposisikan duduk seperti itu. Gus Soleh di depan, dan yang lainnya duduk menghadap Gus Soleh.
*****
“Pertarungan itu ada setiap tahun. Siapa yang menang dari peperangan itu, maka Raja mereka akan mengusai wilayah itu selama satu tahun. Ya! Memang benar! Perang itu, untuk merebutkan satu wilaya.” Gus Soleh berhenti bercerita untuk menyeruput kopinya, kemudian menarik nafas panjang, lalu mengeluarkan perlahan. Ketika hendak melanjutkan cerita, cewek yang baru datang barusan menyela dengan suatu pernyataan.

“Berati sama dengan PILPRES di kampus kita dong mas?” Cewek itu mengacungkan tangan kemudian mengucapkan hal itu. Sang cewek menjadi sorotan orang-orang yang duduk di warung itu.  Ia memandangi satu persatu terhadap orang yang menyorotinya.
*****
“Hus. Jangan membahas itu di sini. Nanti kamu di hajar sama mereka.” Ucap Gus Soleh pada cewek itu.
Enggeh mas, maaf.” Ucap cewek itu lalu tersenyum. Dan semua orang yang menyoroti cewek itu langsung memandangi Gus Soleh.
*****
“Baik kita lanjut ceritanya. Ditengah peperangan itu berlangsung, datanglah segerombolan PANGLIMA itu menunggangi kuda. Para PANGLIMA itu merupakan gabungan dari beberapa kerajaan. Termasuk 3 kerajaan yang sedang perang. Para PANGLIMA itu bertriak “Berhenti! Berhenti! Kami ingin merundingkan sesuatu dengan kalian”, Meraka berteriak lantang. Tapi Yang paling lantang adalah Panglima yang berposisi di tengah. Ia memegang bendera warna hitam dan didalam bendera itu, terdapat lambang-lambang dari beberapa kerajaan. Termasuk lambang dari tiga kerajaan yang ikut berperang. Ya! lambang kerajaan mereka ada didalamnya. Para tentara yang ikut berperang berhenti dan langsung terpaku pada para PANGLIMA yang baru datang, kemudian salah satu tentara dari kerajaan yang berdiri sendiri berjalan mendekati para PANGLIMA. Tentara itu mencabut pedang dari sarungnya, lalu berkata “Kenapa kalian menghalangi kami yang ingin merebutkan satu kekuasaan? Apakah kalian bosan hidup?” Ucap tentara itu sambil memainkan pedangnya. Salah seorang dari segerombolan PANGLIMA itu mencabut pedangnya juga dan berkata.
*****
“Bodoh! Goblok! Kalau kamu menyerang kami, sama saja kamu menyerang tubuhmu sendiri! Berpikirlah sebelum bertindak. Kamu itu tidak pernah bersama kami, jadi jagan langsung menyatakan suatu sikap. Sebab sikapmu nantinya akan jauh melenceng dari kenyataan. Kamu tau, yang memegang bendera itu siapa? yang memegeng bendera berlambang banyak itu adalah saudaramu sendiri, dia berasal dari kerajaanmu. Kami datang untuk bermusyawah tentang persatuan! Kami datang agar tidak ada yang namanya perang! Kamu ini! malah ingin menghadang kami”. Ucap salah seorang PANGLIMA itu dengan nada tegas.  Namanya Soro Gero.
Kemudian orang yang memegang bendera itu berteriak ‘Heeeeei para rakus kekuasaan!  Berhentilah berperang! Lihat dampak negatif dari perang yang kalian lakukan! Kalian sadar apa tidak? Yakinlah kami adalah segerombolan orang sadar! Maka dari itu dengarlah suara kami para jagoan!’ Ucap PANGLIMA yang memegang bendera berlambang banyak itu. Namanya Ki Joyo Loyo. Akhirya perang dihentikan dan tentara yang menodongkan pedang ke Panglima Sorogoro itu manunduk. Tangannya bergetar.” Begitulah cerita dari perang zaman lampau Gus SoLeh. Yang terjadinya masa dilampau.
*****
“Maaf teman-teman, ceriatnya akan dilanjut di lain waktu ya. Aku ada undangan yang harus dihadiri. Maaf ya teman teman.” Pinta Gus Soleh pada teman-temannya. Gus Soleh meminta maaf pada teman-temannya yang sedang mendengarkan ceritanya.
*****
Enggeh Mas/Gus.” Mereka menjawab serentak. Dari mereka ada yang menjawab dengan panggilan gus dan mas. Gus Soleh menyalami teman-temannya satu persatu. Kemudian melangkah ke penjual kopi di warung itu untuk membayar pesanan kopinya, lalu pergi meninggalkan warung. Adapun teman-teman Gus Soleh mengikuti langkah yang dilakukan Gus Soleh, yakni melangkah kepenjual di warung tersebut, kemudian pergi meninggalkan warung.

Sekian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi