Oleh: Aryo Gendeng
“Di
negeri lampau ada sebuah perang. Perang itu sangat dahsyat. Semua masyarakat
kabur kalang kabut. Rumah-rumah mareka dikuasi dibuat tempat peristirahatan.
Ada dua pilihan untuk masyarakat itu, yakni ingin berPIHAK atau TIDAK.
Masyarakat yang tak berpihak akan dituduh sebagai mata-mata lawan. Kalau
masyarakat yang berpihak akan dianggap saudarannya. Ya! Tentu masyarakat
harus memilih kepada salah satu pihak itu.
*****
Sebenarnya
ada TIGA kerajaan yang berlang. Akan tetapi ada DUA kerajaan yang bergabung
menjadi satu untuk melawan kerajaan berperang mandiri. Kerajaan yang berperang
mandiri itu lumayan besar. Sebab pengurus perangnya dari mereka sendiri. ya,
perang ini bukan sembarang perang, yakni ada panitia perangnya. Maka
dari itu, saran saya kepada teman-teman, tidak usah datang ke negeri lampau
itu. Sebab bisa-bisa nanti, teman-teman akan dilibas habis oleh tentara perang
itu.” Ucap Gus Soleh pada beberapa teman-teman.
Gus
Soleh teryata sedang bercerita tentang peperangan di masa lampau pada
teman-temanya. Teman-temanya mendengar cerita sambil menyeruput kopi. Sebatang
rokok yang mengeluarkan asap tidak lepas dari apitan bibir mereka. Yakinlah,
anda harus meminum kopi atau es atau minuman lainnya bila ingin mendengar Gus
Soleh. Mendengarkan cerita pasti lebih asik dan tentu lebih asik bila ada
jajannya.
*****
“Lanjut
mas, maaf baru datang.” Ucap seorang cewek yang baru datang. Ia datang dari
orang yang menjual kopi waktu itu, kemudian duduk di tempat paling belakang.
“Sampai
dimana barusan ceritanya?” tanya Gus Soleh pada teman-temannya.
“Sampai
di dua kerajaan yang bersatu mas.” Ucap pemuda yang duduk di depan. Ia! Mereka
duduk di bawah. Tampaknya memang disengaja mereka memposisikan duduk seperti
itu. Gus Soleh di depan, dan yang lainnya duduk menghadap Gus Soleh.
*****
“Pertarungan
itu ada setiap tahun. Siapa yang menang dari peperangan itu, maka Raja mereka
akan mengusai wilayah itu selama satu tahun. Ya! Memang benar! Perang itu,
untuk merebutkan satu wilaya.” Gus Soleh berhenti bercerita untuk menyeruput
kopinya, kemudian menarik nafas panjang, lalu mengeluarkan perlahan. Ketika
hendak melanjutkan cerita, cewek yang baru datang barusan menyela dengan suatu
pernyataan.
“Berati
sama dengan PILPRES di kampus kita dong mas?” Cewek itu mengacungkan tangan
kemudian mengucapkan hal itu. Sang cewek menjadi sorotan orang-orang yang duduk
di warung itu. Ia memandangi satu persatu terhadap orang yang
menyorotinya.
*****
“Hus.
Jangan membahas itu di sini. Nanti kamu di hajar sama mereka.” Ucap Gus Soleh
pada cewek itu.
“Enggeh mas,
maaf.” Ucap cewek itu lalu tersenyum. Dan semua orang yang menyoroti cewek itu
langsung memandangi Gus Soleh.
*****
“Baik
kita lanjut ceritanya. Ditengah peperangan itu berlangsung, datanglah
segerombolan PANGLIMA itu menunggangi kuda. Para PANGLIMA itu merupakan
gabungan dari beberapa kerajaan. Termasuk 3 kerajaan yang sedang perang. Para
PANGLIMA itu bertriak “Berhenti! Berhenti! Kami ingin merundingkan sesuatu
dengan kalian”, Meraka berteriak lantang. Tapi Yang paling lantang adalah
Panglima yang berposisi di tengah. Ia memegang bendera warna hitam dan didalam
bendera itu, terdapat lambang-lambang dari beberapa kerajaan. Termasuk lambang
dari tiga kerajaan yang ikut berperang. Ya! lambang kerajaan mereka ada
didalamnya. Para tentara yang ikut berperang berhenti dan langsung terpaku pada
para PANGLIMA yang baru datang, kemudian salah satu tentara dari kerajaan yang
berdiri sendiri berjalan mendekati para PANGLIMA. Tentara itu mencabut pedang
dari sarungnya, lalu berkata “Kenapa kalian menghalangi kami yang ingin
merebutkan satu kekuasaan? Apakah kalian bosan hidup?” Ucap tentara itu sambil
memainkan pedangnya. Salah seorang dari segerombolan PANGLIMA itu mencabut
pedangnya juga dan berkata.
*****
“Bodoh!
Goblok! Kalau kamu menyerang kami, sama saja kamu menyerang tubuhmu sendiri!
Berpikirlah sebelum bertindak. Kamu itu tidak pernah bersama kami, jadi jagan
langsung menyatakan suatu sikap. Sebab sikapmu nantinya akan jauh melenceng
dari kenyataan. Kamu tau, yang memegang bendera itu siapa? yang memegeng
bendera berlambang banyak itu adalah saudaramu sendiri, dia berasal dari
kerajaanmu. Kami datang untuk bermusyawah tentang persatuan! Kami datang agar
tidak ada yang namanya perang! Kamu ini! malah ingin menghadang kami”. Ucap
salah seorang PANGLIMA itu dengan nada tegas. Namanya Soro Gero.
Kemudian
orang yang memegang bendera itu berteriak ‘Heeeeei para rakus kekuasaan!
Berhentilah berperang! Lihat dampak negatif dari perang yang kalian lakukan!
Kalian sadar apa tidak? Yakinlah kami adalah segerombolan orang sadar! Maka
dari itu dengarlah suara kami para jagoan!’ Ucap PANGLIMA yang memegang bendera
berlambang banyak itu. Namanya Ki Joyo Loyo. Akhirya perang dihentikan dan
tentara yang menodongkan pedang ke Panglima Sorogoro itu manunduk. Tangannya
bergetar.” Begitulah cerita dari perang zaman lampau Gus SoLeh. Yang terjadinya
masa dilampau.
*****
“Maaf
teman-teman, ceriatnya akan dilanjut di lain waktu ya. Aku ada undangan yang
harus dihadiri. Maaf ya teman teman.” Pinta Gus Soleh pada teman-temannya. Gus
Soleh meminta maaf pada teman-temannya yang sedang mendengarkan ceritanya.
*****
“Enggeh Mas/Gus.”
Mereka menjawab serentak. Dari mereka ada yang menjawab dengan panggilan gus
dan mas. Gus Soleh menyalami teman-temannya satu persatu. Kemudian melangkah ke
penjual kopi di warung itu untuk membayar pesanan kopinya, lalu pergi
meninggalkan warung. Adapun teman-teman Gus Soleh mengikuti langkah yang
dilakukan Gus Soleh, yakni melangkah kepenjual di warung tersebut, kemudian
pergi meninggalkan warung.
Sekian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi