Oleh: Novita
Nurul
Saat berbicara tentang
OSPEK, tentu kalian pernah berpikir untuk apa ikut ospek? Toh
itu hanya ajang balas dendam senior, begitukan menurut kalian? Kalau
boleh bercerita tentang OSPEK di luar negeri, ternyata
OSPEKnya memiliki tugas TEMA. Dari hal itu saya
bertanya, OSPEK yang sudah kita alami itu temanya apa ya?
Maaf! Saya kurang paham akan hal ini, silahkan kritik saya jika ada
kesalahan. Tapi tolong jangan pandang OSPEK itu sebagai
suatu hal negatif, lihatlah dari sisi lainnya yang positifnya
juga. Untuk melengkapi pengetahuan tentang tema OSPEK kali ini marilah
kita lihat di blog ini, (http:www.zenius.net/blog/4651/ospek-penting-tujuan-manfaat-orientasi-kuliah%_e_pi_=7%2CPAGE0_1D10%2C7660909730).
Ya! Tema tentang ospek memang
tidak menarik. Tapi perlu kita ketahui, atau bisa kita sebut sebagai evaluasi
tentang tujuan dan manfaat yang sudah kita lalui kemarin. Saya
akan menjelaskan sedikit tentang manfaat OSPEK. Sebenarnya OSPEK itu bermanfaat
bagi kita. Tugas-tugas yang diberikan memang sangat berat. tetapi dengan
begitu kita tahu bahwa tugas kuliah itu sama beratnya dengan
Ospek. Ya bisa di bilang 3 sampai 20-an lah samanya.
Sering kita temui senior bentak-bentak
Maba (mahasiswa baru) waktu OSPEK berlangsung. Dengan alasan supaya kita
disiplin. Meski pun kita ketahui senior yang membentak kita itu
sudah disiplin atau tidak, yang jelas kita telah dibuat lugu olehnya.
Kalau boleh bertanya. pa sih disiplin itu? Ya! Anda benar
sekali. Kedisiplinan itu memang sikap patuh pada peraturan yang
sudah dibuat dengan maksud bermanfaat untuk setiap orang yang terikat pada
peraturan tersebut. Lalu disiplin yang bagaimana yang dimaksud oleh para senior
kita itu? Kita dituntut untuk datang on time, namun saat
kuliah masih banyak Maba dan senior yang datang terlambat saat kuliah
aktif. Dan itu sah-sah saja. Yang penting mencari wajah dosen adalah hal
utama.
Nah! Karena ini masih tentang
OSPEK, maka izinkan saya untuk membahas tentang pradigmanya terlebih dahulu.
Paradigma pertama kali dikenalkan oleh Karl Mark, adalah pandangan dasar
tentang persoalan yang dipelajari untuk diteliti, dikaji, dan lain-lain. Sudah
tau bukan apa itu paradigma? Bagaimana pandangan kalian tentang OSPEK? Apakah
OSPEK bisa dikaitkan dengan paradigma? janga berfikir terlalu jauh. OSPEK itu
menyenangkan. Tetapi sudah saatnnya mengunakan paradigma pada OSPEK!
Baiklah saya akan menjelaskan sedikit tentang paradigma saya
sebagai mahasiswa baru yang pernah mengikuti OSPEK. Akantetapi sebelum
saya menjelaskan, izikan saya bertanya lagi kepada kalian. Apakah teman-teman
sudah meneliti,mengkaji, dan lain-laian tentang apa yang terjadi di kampus kita
sekarang? kalau sudah berarti 4 tepukan untuk teman-teman. Sebab paradeigma itu
memang meneliti, menelaah, mengkaji. Semisal masih belum, tidak apa-apa. Dan
teman-teman bisa termasuk orang yang malas peka dengan keadaan sekitar.
Jika berbicara tentang OSPEK,
tentu banyak yang berpikir OSPEK itu hanya ajang balas dendam senior. Namun,
saat OSPEK berlangsung itu tak sesuai dengan apa yang dipikirkan maka wajib
diluruskan lias diberitahu. Perlu diketahui bahwa OSPEK itu terdapat dua hal,
yaitu menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hal yang menyenangkan saat ospek
yaitu, kita bisa punya teman baru dan bisa bertuang tawa dengan teman baru
kita. seang hal tidak yang menyenangkan dalam
OSPEK itu adalah, pada saat kita dibentak-bentak oleh KPK
(komisi penegak keadilan), Komdis (komisi disiplin), dsb.
Kita tahu bahwa cara KPK atau
Komdis membentak MABA dapat menyebabkan sebagian besar maba terganggu
mentalnya. Akibatnya, setelah OSPEK selesai dan tanpa sengaja maba bertemu
mereka (KPK atau komdis) baik dijalan, ditaman, atau dimana pun akkan
membuat MABA enggan menyapanya, sebab dalam ingatan MABA
itu masih terekam jelas cara KPK atau komdis membentaknya saat ospek.
Dan kita juga tahu Untuk menjadi
seorang mahasiswa, kita memang dituntut untuk memiliki kualifikasi tertentu.
Dimana “kualifikasi adalah kepekaan terhadap masalah manusia, pikiran yang
kritis, lincah, terus mencari dan mengingat, hati yang hangat, penuh kompasasi,
gelisah, serta memiliki semangat kerja keras yang tidak setengah setengah (Jakob
Oetama, 1987:206-207)." Jadi mungkin itu salah satu tujuan ospek
dilaksanakan. Maka dari itu bagi teman-teman yang tidak PEKA terhadap
keadaan kampus sekarang diragukan OSPEKnya. Hem hem, ayo PEKAlah terhadap
kampus kita.
Sudah dulu nostalgia tentang
pengertian dan karakteristik OSPEKnya ya. Sekarang mari kita bahas suatu
hal yang belum kita sadari. Ternyata selama OSPEK berlangsung ada 4 paham yang
diterapkan oleh panitia. Hal ini saya sadari ketika saya berdiskusi dengan
teman saya. Entah, panitia ospek sadar atau tidak tetang 4
faham yang diberikan kepada kami itu. Dan Entah, apakah
mahasiswa-mahasiswa juga sadar tau tidak tentang 4 faham itu? Kalau
sudah sadar ya Alhamdulillah! Kalau belum akan saya jelaskan.
Kritik saya jika analisa saya
memang salah. Sebab, saya hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Namun,
jangan sanjung saya agar saya tak menyombongkan diri. Baiklah! Saya akan
membahas faham-faham tersebut yang sudah diterapkan ketika ospek berlangsung,
yaitu: komunisme, demokrasi, fasisme, dan hedonisme.
Baiklah! Pertama mari kita bahas
tentang demokrasi, “Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga
melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada
mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas (Menurut International
Commission for Jurist)." contohnya, saat pemilihan ketua kelompok
dsb.
Kedua mari kita bahas
tentang fasisme, “Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat kentara.” Kalau pemahaman ini berkaitan dengan
cara KPK yang seenaknya membentak-bentak karena kesalahan yang sedikit dari
kita. Intinya ya! Menggunakan kekuasaannya sebagai komisi penegak kedisiplinanlah!
Ketiga tentang komunisme,
komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi dan
sekularisme yang radikal (Karl Marx dan Friedrich Engels, 21 februari 1848).
Melihat ideologi ini saya jadi ingat kata-kata komdis yang selalu bilang “jika
ditanya siapa kita maka jawabannya adalah satu.” Trus jika ada yang melanggar
aturan yang dibuat oleh KPK ataupun komdis mahasiswa baru malah banyak yang
diam dan enggan membantu temannya yang dihukum. Dan hal ini tentu membuat KPK
ataupun komdis akan berkata “katanya satu, mana? Temannya dihukum kalian kok
gak bantu” Yah! Begitulah sedikit paham komunisme yang diterapkan.
Oh! Hampir saja saya lupa dengan
paham yang terakhir yaitu paham Hedonisme, hedonis menurut Susanto dalam
Wulandari (2014: 21) adalah sebagai sesuatu yang dianggap baik bila mengandung
kenikmatan bagi manusia. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi
kebahagiaan. Dan Hedonisme menurut anggapan umum identik dengan hidup enak dan
foya- foya tanpa memperdulikan lagi akibat- akibatnya, termasuk bencana pada
masa depan. Hedonisme dalam pengertian ini akan mengancam masa depan umat
manusia dan lingkungannya.
Hedonisme menggejala sebagai
sikap hidup yang memuja kenikmatan dan kebahagiaan dari sisi materi saja.
Kenikmatan selalu dipandang sebagai suatu yang sifatnya jasmaniah saja. Nilai
jasmaniahnya sebagai nilai utama (Sudarsih, 2007:1). Yah! Intinya hedonisme itu
hanya untuk kesenangan saja. Lalu apa hubungannya dengan OSPEK? Menurut saya
bagi mahasiswa baru yang suka memberontak saat ospek itu karena mereka
beranggapan OSPEK hanya kesenangan saja. Bahkan! Ada yang sengaja datang
terlambat dan tidak membawa atribut yang disuruh panitia. Karena hal itu
kesenangan tersendiri bagi mereka.
Maaf! Apabila analisa saya salah
apalagi tentang paham-paham tersebut. Mungkin pembaca akan bingung saat
membacanya. Yah! Mungkin saya menulis dalam keadaan ngelindur. Yang pasti Jika
saya salah mohon dibenarkan, jika saya keliru mohon diperbaiki. Karena saya
hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah.
Terakhir yang perlu mahasiswa
ingat! Bahwa teguran memang pahit tapi mendidik hati jika diterima dengan baik.
Dan pujian itu manis tapi merusak hati jika diterima dengan sombong. Mungkin,
kalian akan berkata bahwa saya sok bijaklah! Terserah! Saya
hanya mengingatkan saja. Ok teman-teman. Seperti ilmu yang saya dapatkan
pada waktu OSPEK yakni menliti, mengkaji, menelah. Saya akan pergi dulu, lebih
tepatnya saya akan mengkaji, meneliti, menelaah dulu kejadian-kejadian di
kampus kita. Saya harap teman-teman juga akan begitu. Sebeb hari sekarang bukan
hari kemarin, dan hari esok bukanlah hari hari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi