Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Seandainya Semua Perempuan Sama

Jumat, 06 April 2018
Oleh: Moh. Rasyid
Mahasiswa Aktivis
Jurusan: Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Ilmu Keillaman UTM

Diciptakannya manusia dengan bentuk berbeda-beda merupakan pilihan yang sangat tepat dari sang pencipta alam semesta. Perbedaan yang dimaksud dapat kita lihat pada diri manusia dari berbagai aspek. Wajah tampan dan cantik merupakan bentuk dialektika yang bersifat mencolok dan mendasar, apalagi ketika disinggungkan dengan soal jenis kelamin.

Jenis kelamin manusia, atau yang biasa kita sebut dengan “Laki-laki dan perempuan” mengindikasikan adanya perbedaan dalam diri manusia. Jika ada laki-laki, maka tentu perempuanpun ada. Tidak mungkin disebut “Perempuan” apabila tidak terdapat sesuatu yang bertolak belakang (antonim), yaitu “laki-laki”. Artinya, istilah tersebut muncul karena ada jenis yang berdeda dan begitupula seterusnya.

Kenapa manusia harus berbeda jenis kelamin? Maka jawabannya, tentu bukan tanpa alasan ketika Allah menciptakannya dengan perbedaan jenis kelamin. Sebagaimana firman-Nya dalam kitab suci Al-quran yang artinya;
Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. (QS. Al-Hujarat 49:3)

Ayat diatas setidak-tidaknya menjadi hujjah (dalil) yang cukup akurat dibalik kasus perbedaan yang saya terangkan di atas, bahwa Yang Maha Esa sengaja me-manage kehidupan manusia dengan beraneka ragam bentuk. Sebab, jika semua diseragamkan, justru akan berpotensi timbulnya persoalan-persoalan lain yang sebetulnya tidak harus terjadi dimuka bumi ini.
Sewaktu-waktu kita perlu membayangkan betapa kakunya kehidupan ini, jika semua manusia berwatakkan sama, tergolong orang-orang baik dan tak satu pun dari mereka yang berkarakter jahat dengan penuh kecongkakan. Sungguh siklus kehidupan berlangsung begitu datar tiada gelombang apabila sama dalam segala halnya.

Dalam perfilman, kita mengenal istilah protagonist, antagonist, sidekick, deuteragonist dan lain sebagainya. Itu artinya, bahwa sebuah film memiliki beraneka ragam karakter yang saling melengkapi satu sama lain, sehingga bisa memberikan aroma konflik, alur serta perkembangan cerita, seperti yang diinginkan sutradara. Maka betapa fatalnya alur sebuah film jika semua lakon dalam film tersebut memiliki karakter yang sama, sama-sama protagonis atau antagonis.
Sungguh ajaran Islam itu sangatlah indah. Semua bait-bait wahyu yang tertuang didalam kitab Al-quran tentang diciptakan Alam semesta, justru mengandung kemaslahatan dan kemudharatan. Bangaiamana mungkin, kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya dunia ini jika Allah SWT hanya menciptakan Adam As tanpa Hawa, tentulah tidak pernah ada makhluk bernama manusia-termasuk yang sedang membaca tulisan saya ini.

Tetapi lagi-lagi skenario Tuhan tetaplah yang terbaik (Mumtaz) dari yang paling baik. Pada akhirnya, Tuhan kembali mempertemukan Adam As dengan belahan jiwanya Hawa di jabal rahmah setelah kurun lebih ratusan tahun berpisah. Alasan dipertemukannya adalah karena Allah akan menciptakan makhluk sebangsa Adam As dan Hawa setelahnya. (Ini cerita singkatnya Bosssss).

Tugas kita selanjutnya adalah menempatkan segala hal yang saling bertolak belakang itu pada tempat yang sebenarnya. Diantara contoh yang paling pokok dalam pembahasan kali ini adalah bermacam jenis karakter yang ada pada diri perempuan. Disadari atau tidak, unsur-unsur kontradiktif ini tidak akan memicu konflik baru dalam semesta. Justru ia sebagai pelengkap dari pada kekurangan-kekurangan yang ada.

Kerapkali kita jumpai perempuan-perempuan disekitar dengan berbagai bermacam pola karakter. Diantara mereka ada yang baik dan tentu ada pula yang tidak baik. Dari dua karakter yang berbeda ini, seharusnya para lelaki patut bersyukur serta menyikapinya sebijaksana mungkin, ketika sudah mendapatkan ruang yang cukup besar dalam memilah dan memilih perempuan mana yang pas sebagai pendamping hidup.

Sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang bisa menyimpulkan tentang berbagai jenis karakter perempuan. Tetapi berdasarkan informasi yang penulis dapat, sekurang-kurangnya ada sembilan jenis karakter perempuan, yaitu:
1.     Penyabar
Perempuan jenis ini jarang bereaksi ketika ada pihak-pihak yang mencoba menyakitinya. Diam adalah tindakan yang lazim dilakukan oleh perempuan jenis semacam ini, ketika ada orang-orang yang mengejek, memfitnah, berbicara kasar dan lain-lain kepadanya.
2.     Pemarah
Perempuan jenis ini tentunya sering marah-marah baik ke pasangannya sendiri maupun ke orang lain. Walaupun dia kelihatannya galak, tapi kelemahannya pun tidak sedikit. Dia bisa saja seorang yang sangat penakut atau cenderung gampang menangis.
3.     Pencemburu
Perempuan jenis ini selalu merasa curiga kepada pasangannya. Kecurigaannya bisa sangat berlebihan dalam artian dia bisa sangat agresif, selalu menginterogasi pasangannya. Dia gampang termakan gosip-gosip yang bagi dia merupakan suatu kebenaran.
4.     Manja
Manja adalah sebuah “fitrah” atau pembawaan dari masing-masing orang. Setiap orang memiliki sikap manja, walaupun kadarnya berbeda-beda. Manja cenderung identik dengan anak-anak. Banyak anak-anak yang sebetulnya dia sudah bisa menyuap makanan sendiri, tetapi dia masih ingin disuapin oleh orang tuanya, itulah salah satu contoh sikap manja, tentu juga pada soal perempuan
5.     Sensitif
Perempuan jenis seperti ini, perasaannya gampang tersentuh. Apa pun yang orang katakan tentang dirinya, walaupun dalam situasi bercanda, maka dia akan menanggapinya dengan serius. Dia selalu merasa orang yang paling menderita di dunia. Apapun yang orang katakan tentang dirinya, itu merupakan sesuatu yang memojokkannya.
6.     Pemurah
Perempuan dengan karakter seperti ini gemar menyenangkan pasangan atau temannya atau siapapun itu yang dekat dengan dirinya dengan cara selalu memberi mereka apa yang dia punya. Dia tidak pernah berfikir bahwa dia datang dari kelas ekonomi menegah atau atas.
7.     Materialistik
Perempuan jenis ini selalu meminta banyak hal dari pasangannya. Sifat materialistiknya muncul apabila perempuan jenis ini sudah mempunyai pasangan. Apabila dia dan pasangannya pergi, maka selalu ada hal-hal yang diminta dari pasangannya. Permintaannya tidak terbatas hanya pada benda tetapi berbentuk uang juga.
8.     Kikir
Perempuan jenis ini tentu bertolak belakang dengan perempuan bertipe pemurah. Dia sangat berhemat. Sangat perhitungan dengan uangnya. Jangankan untuk berbagi dengan orang lain, untuk belanja keperluannya sehari-hari saja dia harus menghitung berkali-kali.
9.     Pasrah
Perempuan bertipe pasrah jarang kita temui dikehidupan sehari-hari. Dia cenderung tidak mempunyai semangat hidup dan tidak tahu harus berbuat apa. Apabila ada orang yang mengajaknya melakukan sesuatu. Dia akan mengikutinya tanpa memikirkan resiko yang akan menimpanya.

Dari bermacam-macam karakter dan ciri perempuan, maka dari sinilah diharapkan adanya upaya-upaya kongret oleh para lelaki untuk memimpin kaum perempuan menjadi lebih berpola positif lagi perangainya. Dari yang awalnya pemarah menjadi penyabar, kikir menjadi pemurah dan seterusnya.

Perbedaan karakter tersebut memang riil adanya. Dan eksistensi kita (Lelaki) dimuka bumi ini juga riil dengan segala bentuk tanggung jawab kepada seorang perempuan-terlebih dalam romansa rumah tangga.

Bahkan tidak hanya sesempit itu, berbagai jenis karakter yang saya sebutkan diatas kemudian membuka ruang yang cukup besar nan menantang para lelaki dalam menghadapi sikap perempuan yang tidak lagi sama itu. Hubungan antara dua orang, sebut saja pasutri, si perempuan tidak mungkin selamanya bersikap baik, bahkan bias sewaktu-waktu ia akan menampakkan kecongkakannya pada sang suami karena faktor-faktor tertentu, karena uang belanja telat ia bisa saja marah. Si suami tidak menuruti keinginan sang istri untuk nonton ke bioskop, tentu ia akan sangat marah dibuatnya, dan banyak lagi faktor yang kemudian memicu gejolak hati seorang perempuan.

Pada kondisi inilah wibawa seorang lelaki akan benar-benar teruji oleh perbedaan itu tadi. Lalu, bagaimana seharusnya kita kaum laki-laki bersikap? Laki-laki yang sadar dengan kelembutan hati seorang perempuan, tentu tidak akan pernah sesekali menggunakan bahasa ataupun sikap yang kasar untuk menegur kesalahan yang diperbuat istrinya. Tegurlah dia dengan perasaan kasih dan sayang. Sebab, pada dasarnya lelaki menegur bukan dengan perasaan, bahwa ia paling benar dan tetapi karena perempuannya ceroboh. Tapi ia menegur karena ingin mengayominya, ia tidak ingin orang yang dicintainya berlarut-larut dalam kesalahan. Karena ia sadar bahwa salah satu alasan memilihnya adalah untuk saling melengkapi dalam menggapai kenikmatan dun’ya wa ukhrowi.


Sebagai laki-laki sejati, sungguh sangat tidak bisa terbayang jika semua perempuan sama. Betapa terbunuhnya mental kita jika mereka sama-sama, sama. Niscaya, tidak akan pernah ada neraka untuk para perempuan sejenak beristirahat menebus dosa-dosa. Syukur, alhamdulillah Tuhan menciptakan perbedaan ini meski tidak semua yang berbeda itu beda dan tak semua yang sama itu sama. Tetapi itu tidak begitu penting, yang paling penting kaum perempuan harus bisa memastikan diri kira-kira kalian tergolong jenis perempuan yang mana? Selamat menunduk, memandang diri sendiri.

Tim Editor: PANCAWARNA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi