Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

JATUHNYA TODI’ CERANCANG

Selasa, 31 Oktober 2017
Oleh: Aryo Gendeng
“Hahahahahah. Lesap, sekarang tamat riawayatmu!” Kata seorang lelaki yang berpakaian layaknya seorang raja.
“Aku sudah siap sejak aku belum dilahirkan raja! Kenapa kau masih ragu untuk menancapkan tombak mu itu? Ayo tancapkan ke dadaku. Aku sudah siap! Bahkan siapku lebih tajam dari tombakmu itu!” Lontaran lantang itu mengeretak raja. Sehigga raja murka pada pemuda yang berpakaian hitam. Pemuda itu jatuh tergeletak. Di samping pemuda itu terdapat senjata tajam seperti pisau. Senjata itu tergelatak melukai tanah.
“Kurang ngajar kau sap! Dimana letak sopan santunmu pada orang tua? Apakah kau tidak diajari sopan santun, hah?” Geretak si raja sambil mengambil leher pemuda itu. kemudia mendorongnya sehingga menyentuh tanah. Pemuda itu mengerakkan wajahnya ke kanan dan kekiri. Kemudian menatap sang raja yang pada saat itu menghada membelakangi pemuda itu. si pemuda mencoba mengambil senjata di dekatnya. Namun pengawal yang berbaju layaknya tentara belanda memukul tangannya. Sehingga tangan sipemuda itu terbentur ke tanah. Pemuda itu berteriak. Sang raja mendengar teriakan itu. kemudian tertawa gila “hahahahahahahahaha.”
“Ia, aku memang tak pernah diajari sopan santun oleh bapakku. Kau tau kenapa bapakku tidak mengajari sopan santu? Hahaha. Bapakku yang bejat itu pergi meninggalkan ibu setelah menikmati tubuh ibuku. kau pernah merasaka dikatakan anak hasil zina? Akulah itu raja! Semua orang menanyakan keberadaan ayahku pada ibu semenjak aku masih belum lahir.” Lelaki yang berpakaian seperti raja itu menjatuhkan lutunya di depan sang pemuda. Kemudian menunduk, lalu menetes air mata.
“Kenapa kau menangis raja? Apakah kisahku sama dengan apa yang kau alami? Atau kau pernah menghamili perempuan kemudian meninggalkannya?” lanjut sang pemuda sambil tersnyum sinis. Orang yang berbaju seperti tentara belanda. Mendakati lelaki berbaju layaknya raja itu, kemudian berbisik. “ Raja, jangan sampai terpengaruh. Kalau kau tidak menghabisi dia sekarang, maka tidak menutup kemungkinan anak muda itu akan mengahbisimu. Kalau kau sampai kalah, maka nasip kepemerintahanmu akan sama dengan 3 kerajan yang ditaklukan itu.” kemudian sang raja bangun dibantu oleh pengawal. mungkin pengawal yang berpakaian seperti tentara belanda itu memiliki pangkat tinggi di kelompoknya. Sehingga raja begitu yakin dengan pengawal itu.
“Agak aneh! 3 kerajaan berahasil kau bumi hanguskan. Kau menerjang dari timur. bahkan ada satu kerajaan yang menyerahkan tanda kekalahan padamu! Ku dengar senjatatnmu juga hebat. Bisa terbang dan membunuh lawan dari jarak yang jauh. Tapi kehebatanmu sampai di sini, tak ada tanda-tanda kesaktian yang dikabarkan raja dari kerajaan ketiga yang kau taklukan. Kehebatanmu kalah dengan arak dan pelacur-prlacur cantik yang ku hias sperti putri kerajaan!” ucap raja sambil melangkah santai ke kanan dan kekiri.
“Hahahaha! Dasar antek belanda! Pemeras hasil keringat rakyat! Raja bejat! Bisanya menindas kaum lemah! Dan bodoh!” ucap sang pemuda dengan nada menggeretak. Bibirnya berdarah, sehingga giginya tertutup warna merah.
“Kau yang bodoh! Memberontak pada kerajaan!” Marahnya lelaki berbaju kerajaan itu sambil menuding dengan tangan kirinya.
“Hahahaha. Lebiah baik dikatakan memberontak oleh raja busuk sepertimu! Dari pada dikatakan pemberontak oleh rakyat!” sambil mengusap darah di bibirnya sang pemuda berkata.
“Kau tau, aku RAJA! Aku akan membuat sejarah yang baik untukku! Aku juga bisa membuat sejarah yang buruk bagi orang-orang yang sok sepertimu itu.” lelaki itu menuding dengan tombaknya. Kemudian menusukkan ke dadanya.
*****
“jangan! Jangan kau tusuk raja! Itu anakmu! Itu anakmu raja! Jangan!”
“heh. Kamu sedang mimpi apa? Hahaha dasar tunggang tidur. Ayo bangun!”  Kata kakekku.  Ternyata aku bermimpi. “Astaufirullah.” Ucapku dengan lirih. Aku berdiri dengan kaki kanan kuturunkan terlebih dulu dari tempat tidur. aku melihat buku dengan gambar Senjata Pisau bercengkok-cengkok. Di buku itu tertulis tebal judul yakni “Jatuhnya Todi’ Cerangcang”. 


Bangkalan 31/10/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi