Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

MEMPELACURI IDEOLOGI BAGIKU HARAM APALAGI MENJADI DIKTATOR

Selasa, 14 November 2017


Oleh: Saudara Faidi Ansori

“Bung Harto, jangan paksakan aku menjadi diktator dan aku bukan pelacur Ideologi”

Kemarin aku bertemu dengan kadernya Bung Harto diwarung kopi Selter, Mantra, Kedai Online, KPK, Pak Tua, Anime, dan warung kopi lainnya. Mereka aku ajak ngobrol soal birokrasi dikampus ternyata mereka tetap doyan jabatan, bahkan mereka sampai mengajakku untuk bergandengan untuk menjadi tim sukses biar pesta demokrasi dimenangkan. Tapi aku tolak dengan bahasa “Aku tidak suka dengan sikap Bung Harto yang diktator dan aku tak ingin mempelacuri Ideologi hanya karena kekuasaan kelompok”, demikian jawaban yang aku hidangkan terhadapnya.

Bung? Aku benar-benar tidak suka sikap Bung Harto yang diktator dengan menjadikan tertara sebagai benteng kekuasaannya, apakah kalian tidak suka juga padanya, kalau memang tidak tunjukkanlah padaku dengan bukti-bukti bahwa kalian bukanlah penerus sistem kediktatoran Bung Harto.

Bung? Aku kemarin bertemu kamu diwarung kopi dan membicaran soal pesta demokrasi dikampus, ternyata sikapmu tetap seperti tahun-tahun yang lalu, bahwa kampus harus dikuasai oleh golonganmu dan tidak boleh ada golongan lain yang menggantikan kekuasaan kita yang sudah terus-menerus berjalan. Ingatlah bung! bahwa kampus itu bukan milikmu dan milikku tapi milik kita bersama, kalau kita masih adu tanding hanya persoalan tidak punya pengikut, berarti kita harus belajar lagi taktik strategi mengagitasi dan mempropaganda individu dan kelompok ketika kita berkumpul diwaktu acara diruang AC dan diwarung-warung Kopi. Dengarkanlah perkataanku Bung!, jangan sampai diantra kita berselisih karena persolan masa, yang perlu kita benar-benar pelajari diwaktu sekarang adalah Ideologi kita masing-masing dengan serius agar kehidupan tidak dihantui hanya sebatas masa dan perebutan kekuasaan.

Bung? Aku ingin menyapamu lagi untuk ketiga kalinya bahwa kampus kita tidak bisa dibangun hanya dengan golonganmu saja dan golonganku saja. Kita harus berjiwa gotong royong untuk kemaslahatan bersama, bukan karena ini atau itu atau bukan karena warna ini atau warna itu.

Bung? Ideologiku bukan untuk diperjual belikan seperti jual beli hp. Aku tidak bisa menukarnya dengan kekuasaan yang ditunggangi kepentingan kelompok tertentu dan melupakan kelompok lain yang sama-sama ingin membangun kampus untuk lebih maju dimasa sekarang dan akan datang. Aku memang tidak mau lagi ditawarkan untuk menjadi seperti harapanmu, apalagi mendukungmu serta golonganmu. Ideologiku digali oleh bapakku untuk kemeslahatan semua golongan tanpa kenal batas. Campakkanlah pesan-pesan ini bung, bahwa Ideologiku bukan diperuntukkan untuk pemimpin golongan, bukan pula pemuka gerombolan, tapi Ideologi bapaku hanya bisa dimiliki oleh pemimpin nasional dan pemimpin tersebut yang bisa diharapkan bapakku dan diriku sebagai penganutnya.

Bung? Kalau kita sudah sama-sama sadar untuk bekerja bersama-sama tanpa kenal batas golongan maka sampaikanlah pesan ini kepada semua teman-teman kita biar mereka tidak seperti seorang diktator-diktator besar dunia seperti yang kita pelajari didalam tek-tek sejarah. 

Jangan marah ya Bung?, santai-santai aja sambil hisap rokok dan seruputlah kopinya Bung. Karena setiap sesuatu ada hikmahnya untuk dipelajari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi