Oleh:
Ilham Hidayatullah
Hujan adalah
fenomena alam yang tidak lepas dari kehidupan kita. Bagi setiap orang, hujan
mempunyai makna yang berbeda. Orang lain lagi mendifinisikan hujan adalah
menandakan kesuburan dan kemakmuran, yang lain juga mengistilahkan hujan
mengingatkan pada peristiwa kelam yang perna dilewati, peristiwa dimana ia
mengalami masa-masa sangat indah, bahkan tanpa ada kekecewaan diantaranya. Masa
itu cuman ada canda dan tawa yang ada. Begitulah kata mereka tentang hujan.
Hujan memang
sangat tepat ketika dinikmati bersama kawan-kawan, dengan diiringi nada
gitar yang merdu, ada hisapan rokok, ada yang bermain gems, dan
aktifitas-atifitas lainnya.
Aku ingin kamu
tau kawan! Bahwa aku selalu menitipkan harapan disetiap ribuan rintik-rintik
hujan. Aku ingin kita selalu percaya dan saling mengerti tanpa saling membenci.
Aku ingin kita berjalan bersama menuju kesuksesan bersama.
Kawan! Mari
bawa perubahan dimasa depan kelak, takut suatu hari nanti kita tidak bersama
lagi. Ingatlah kawan! bagaimana dulu kita berjalan bersama pergi kuliah, meski
hujan membasahi tubuh, kita tetap terus berjalan dibawah derasnya hujan. Bila
ku ingat begitu indah perjuangan kita dimasa dulu menuju kelas sambil basah
kuyub sampai kita tak tahu dimana perbedaan kita. Hahahahahah, tawaku
menggelikan saat ingat masa lalu itu? Waktu hujan itu tanpa seorang pun
yang mengenali kita, sehingga yang lain dikelas pada masa itu tidak suka
orang yang berkuyup-kuyupan diruang kuliah, tapi kefokusan kita tetap pada
ruang kelas itu. Itulah perjuangan kita kawa! Meski dinginnya udara
diwaktu hujan sehingga menyelinap kerelung pori-pori kulit kita, dengan
sembunyi-sembunyi kita tetap melangkah dan terus melangkah untuk masa depan.
Kawan! Ku
ingatkan sekali lagi, jika kelak kamu jadi seorang berpangkat tinggi (pemimpin)
dan disegani dikalangan masyarakat, janganlah rakus dengan kekuasaan sikap
iblis dan jangan juga kamu membuat mereka merasa kecewa akan sikapmu menjadi
pemimpin, maka jadilah sosok yang adil, satu contoh misal kamu jadi seorang
pengajar entah disekoah atau di kampus, jadilah pengajar yang benar-benar
mengajari anak didiknya dengan tulus dan bijaksana, sehingga mereka yang
didikik bisa bermesra denganmu. Jangan pula sampai kesibukanmu mengganggu
aktifitas mengajarmu, sehingga anak didikmu tidak merasakan kecewa dari sikap
ketidaketikan. Namun jika kamu tidak seperti yang harus dilakukan seorang
pemimpin. Maka lebih baik jadilah seorang petani, sebab hasil pertanian yang
diproduksi olehnya akan bermanfaat bagi diri dan keluarganya, tentu juga bagi
Negara yang didudukinya. Itu saja pesanku kawan! Semoga bermanfaat.
Lebai kan?
Tapi perpesan hahahahahahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi