Oleh: Aryo Gendeng.
“Hal yang dinanti-nanti telah
tiba. Maaf sebelumya, saya terlalu tergesa-gesa untuk menyatakan hal ini kepada
saudara-saudara. Saudara sebangsa tanah air, cepatlah bersembunyi! Sebab perang
telah terjadi disudut-sudut. Ia! ternyata sudah dimulai saudara-saudara! Tahun
lalu tepatnya sama di tempatku menyatakan ini, waktunya sama dengan hsekarang.
dan permasaahannya sama dengan permasalahan yang akan terjadi ini! baiklah,
langsung saja pada initinya. Sebab saya harus cepat mengabarkan pada saudara,
kemudian lari dari atau harus cepat-cepat bersembunyi. Percayalah,
saudara adalah orang yang sedang dicari suaranya untuk mendukung mereka! Kalau
saudara sampai tidak lari, maka saudara akan di introgasi hingga suara saudara
didapatnya. Ayo saudara! Ayo bersembunyi sampai perang berakhir. Tapi, di
tempat persembunyian nanti saudara harus membaca geografi serta membandingkan
antara satu dengan yang lain. Sehingga ketika saudara ditaya. kenapa saudara
lari dari perang? Saudara bisa menjawab dengan jawaban ala politikus atau
sastrawan yang sedang lari dari kejaran.
Baik saudara waktu saya tidak
banyak! Saya harus pergi! Mereka sudah dekat! Tempat ini juga akan
dijadikan tempat perang! Jagan lupa sudara. ketika saudara mendengar suara
mereka, suadara harus lari. Kalau perlu. ketika saudara mencium bau
mereka, saudara harus menyingkir lalu bersembunyi di tempat yang aman.”
begitulah kata anak muda yang berpakaian compang camping. Dia loncat ke atas
bangku. Kemudian berorasi semacam orang kebingungan dan tergesa-gesa.
Selesai berorasi , anak muda itu turun dengan dengan tergesa-gesa.
Kemudian berlari keluar warung semacam dikejar orang-orang.
Manusia yang berada diwarung itu
melihatnya dengan penuh dengan kebingungan. Aku juga bingung atas ulahnya
yang tidak jelas itu. Setelah anak muda itu lenyap dari penglihatan, semua
manusia yang berada di dalam warung itu menarik nafas panjang, kemudian mengeluarkan
secara pelan-pelan.
Aku lebih memilih duduk.
Kebetulan dipojok warung ada teman lama ku. namanya kopet. Dia sedang asik
duduk sambil mengisap sebatang rokoknya. Nampanya hanya kopet yang tidak
bingung dengan ulah anak muda itu.
“Pet. Sudah lama kamu di sini?”
tanyaku. Kopet tersenyum lalu memukul pelan kursi di sampingnya. Aku
tanggap dengan hal itu. aku duduk di sebelahnya.
“Pet anak muda yang orasi di atas
bangku tadi siapa ya pet?” tanyaku sambil mengambil rokok yang berada dalam
bungkusan depan kopet. Rokok itu milik kopet. Aku hanya meminta satu batang.
“Kamu ingin tau apa maksud dari
seniman barusan?” kopet tidak menjawabnya. Malah menanyakan balik kepadaku.aku
mengangguk. Dia mengeluarkan HP androitnya. Kemudia memencet-mencet HP itu.
lalu dengan tangan yang di senuyikandari manusia yang berada di warung itu
Kopet menyodorkan padaku. ternyata ada foto dua orang yang sedang
tersenyum. Orang di dalam foto itu berpakai rapi. Nampak jelas sekali nomer di
tengah kepala kedua orang itu. Kebetulan foto itu setengah badan. Dan di
bawahnya itu tertulis visi dan misi mereka. Aku sudah mulai menangkapnya.
“Coba kamu geser. Masih ada lagi
kok.” Ucap kopet padaku. aku melakukan anjuran. Ternyata foto dengan tujuan dan
maskud yang sama.
“PilPres di kampus kita sudah
dekat. Kamu harus bersembunyi. Sesuai dengan anjuran seniman tadi. tapi jangan
lupa memilih alias jangan sampai bersembunyi diwaktu pemilihan nanti.” ucap
kopet degan nada santai. Lalu mengisap rokoknya kembali.
“Pa pet terima kasih atas
informasinya.” Aku langsung menunduk kemudia memasukan kepalaku ke bawah
bangku.
“Hei! Kamu sedang apa?” tanya
kopet dengan nada mengeretak.
“Aku sedang bersembunnyi pet.”
Jawabku singkat.
“Maksudnya bukan bersembunyi
seperti itu. akan tetapi..” aku langsung keluar dari bawah bangku. Kemudian
berdiri menyoroti kopet.
“Akan tetapi apa pet?” tanyaku
penasaran.
“Sudah! Sudah! Kamu pasti tau
ketika kamu memikirkannya nanti.”
“Mending kamu memesan kopi sana.”
Ucap kopet padaku dengan nada yang santai. aku menuruti. Aku melankah ke mbak
penjual kopi di warung itu. Habis memsan kopi aku kembali duduk dengan Kopet.
Kemudia kami membahas tentang Pil Pres di kampus yang tidak bisa aku ceriatakan
pada kalian. Ok.
Bangkalan 21/11/2017
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi