Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Puisi-Puisi Moch. Didi Kurniawan I

Sabtu, 24 Maret 2018
Oleh: Moch. Didi Kurniawan
Aktivis Tiater Desah

Sedikit Berterus Terang
Aku seorang petani, menanam rentang, membiarkannya menumbuhkan ingin.
Meski aku tahu, seperti halnya malam-malammu, waktu bisa saja dingin.

Kamukah itu yang menangis? Maaf, teruskan saja dulu.
Barangkali aku akan tahu siapa yang memulai. Jika tidak, mungkin aku akan bertanya, apakah kau bisa menanamnya untukku.

Kau yakin, apa aku bisa menerka tepat apa-apa tentang tangismu? Jika benar, tak ada yang berubah dariku. Dan ketika kau tahu itu, aku semakin tenggelam di matamu.
Bangkalan, 2018

Seorang Lelaki dan Bibir yang Dijadikannya Puisi

Di setiap bait tentang bibir yang kau tulis,
aku berterima kasih, bingung tiba-tiba menatapku kembali.
Yah, dia kawan lama dari runyam teori-teori dan senyum perempuan yang tubuhnya habis dilumat puisi.

Lagi-lagi dia mengajakku berlari, melewati lekuk warna bibir yang kau ketuk dan rangkai rapi. Memaksaku kembali merapal napas di setiap jeda dan henti.

Kau lelaki yang menulis puisi, jangan sedikit pun menggerakkan tubuhmu. Lihat saja hingga usai, bagaimana dia menggenggam setiap detak jantung dan gerak mataku.

Di setiap bait tentang bibir yang kau tulis,
bagaimana bisa aku memahami apa-apa yang buncah dan berdengung silih berganti, menimang pelan teori-teori, meminang lekas sebuah harap yang dinanti.
Bangkalan, 2018

Biografi Penulis
Moch. Didi Kurniawan (18/09/1997), akrab di panggil Didi. Senang menulis puisi dan mengiringi orang bernyanyi. Menulis orang bernyanyi dan mengiringi puisi-puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi