Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Potret Senja

Sabtu, 26 Mei 2018


Oleh: Juna Anggasuto S.Psi
Aktivis UKM Nanggala Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Aku selalu percaya tentang hal yang tak nampak diciptakan oleh Tuhan. Bagaimana rahasia kehidupan dari asal-muasal terciptanya dunia, yang menjadikan langit berlapis tujuh. Apalagi hal yang nampak seperti wajah senja, memberikan senyum dari setiap potret senda-sendu kemerahan diwajahnya. Membayangkan hal yang tak nampakpun hati selalu mempercayai tentang kehidupan dari Tuhan, serta memiliki atau melepas syahdu yang sendu agar candu rindu pada senyuman menjadi hal utama. Ingin membelai sinar senja disetiap membuka mata dan menutup mata dari dunia yang Engkau ciptakan. Sebab kebahagian ada karena engkau ada dengan keagunganmu.

Melihat keagunganmu, apa yang bisa kuandalkan dari setiap sisi kesempurnaan ditubuh ini, kecuali kepatuhan dengan ketaatan. Aku ingin berkata kepada jiwa yang tenang dengan hati yang puas, bahwa jiwa risau tak akan selamanya risau, serta jiwa yang tenang tak akan selama menjadi tenang, sebab akan kembali kepada muasal jiwa.

Sore itu, matahari mulai memancarkan warna begitu manja, serta pohon-pohon yang berkabut seolah memancarkan senyuman manja bersama tarian hembusan angin.

Aku bersama kerabatku menitipkan doa dari bukit pulau garam. Bagaimana kata yang seolah menyebut salam kepada pencipta dan juga kepada kekasihnya, akan tetapi, aku tak ingin berfikir tentang bagaimana balasan salam dari sang pencipta, tetapi hanya salam dari langit yang bermanja riang menghibur hati yang gunda.

Tubuh ini mulai memotret setiap sisi tubuh pulau garam. Meninggalkan sisa rindu yang diciptakan menjadi runtuk mata yang tak bisa lari kemana-mana, hanya ada bakas jejak potret yang sudah usai dibuat.
Kulihat wajah matahari mulai terlelap, dengan perlahan selimut mulai ditarik bertanda silih berganti. Seandai matahari kugantikan wajahmu, bagaimana ya? Apakah kau akan menyukainya atau sebaliknya dan juga apakah pemilik akan cemburu jika tergantikan oleh wajahmu. Maka disetiap akan kuambilkan hiasan pelangi serta burung-burung dan juga bunga-bunga mekar harum mewangi disetiap ruang kehidupan.

Apakah jika terjadi akan dirasakan dengan lengkap seperti nama-nama yang di hias dengan sajak-sajak impian. Dari berbagai rindu yang merunduk pada punduk serta rindu yang merindu dari lengkingan doa khiqmat atau aku harus menyelam ke samudra jiwa dan ruhmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi