Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Keresahan Angin

Sabtu, 05 Mei 2018

Oleh: Islamudin (T'moon)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 

Angin sore kehilangan arah dalam mengarungi bahtera kehidupan. Kesana kemari berputar putar tak menentu mencari hkakikat keyakinan dalam jiwa. Yang terlalu lama tak ia temukan dalam pengembaraanya. Namun itu tak membuatnya patah arang untuk tetap terus mengembara mengarungi kerasnya jalanan. Dia terus berusaha tanpa berhenti berhembus dari tempat ini ketempat yang lain.

Dia terus menyusuri di semua penjuru dunia, sehingga akhirnya dia melihat warna warni indah berseri. Iya itu pelangi namanya, mungkin dari dia ku temukan apa yang ku cari selama ini. Angin pun bertanya pada pelangi yang perlahan memudar.

"Dimana keyakinannya berada?"

Pelangipun tak tau jawabanya, kalaupun dia tau keberadaan keyakinannya dia tak akan menghilang dari sorot mereka yang sedang asik menikmati keindahanya. Angin pun berhembus meninggalkan pelangi yang perlahan hilang pudar.

Angin berhembus dengan perasaan gundah gulana akan keyakinan yang tak kunjung ia temukan. Dia terus mengelana ke setiap penjuru dunia, untuk mengobati rasa penasarannya terhadap hakikat dari keyakinannya. Lalu dia menghentikan hembusannya saat dia bertemu dengan rumput yang bergoyang menikmati senja di kala sore itu. Angin pun bertanya pada rumput.

Hei rumput ! apakah kau mengerti dimana letaknya keyakinan itu?

Rumput menjawabnya

“Wahai angin kenapa kau menanyakan hal itu padaku! Apakah dari dahulu kau tak mengerti 
akan keyakinanmu? Padahal kau telah mengembara begitu lama, mengelilingi penjuru dunia, menghempas kesana kemari, bahkan tubuhku pun kau hempas. Tapi kau masih tidak mengerti akan keyakinan itu sendiri

Angin pun berkata pada rumput.

Hei rumput, kau tau kenapa aku selalu mengembara mengelilingi dunia ini, terhempas kesana kemari, bahkan kadang ku terlalu kencang berhembus, sehingga banyak kejadian yang memilukan dan membuat banyak tetesan air mata karena hembusan ku. Semua itu ku lakukan karena aku ingin mengetahui apa itu keyakinan

Rumput diam sambil mendengarkan angin bercerita. Diam sejenak lalu dia berkata.

Hei angin, kau ingin mengetahui apa itu keyakinan? Keyakinan itu sesuatu sikap yang kamu rasakan dan kau tunjukan saat kau merasa cukup tau dan menyimpulkan bahwa kau telah mencapai sebuah kebenaran. Mungkin antara keyakinan yang kau miliki dan yang ku miliki itu berbeda. Hal itu ku anggap hal yang wajar karena keyakinan itu tak dapat diukur oleh siapapun, hanya dirinya sendiri yang mengetahui. Keyakinan hanya dapat dirasakan oleh hati dan pikiran. Seperti engkau, mereka tak pernah mengerti bagaimana wujudnya, apa warnamu tapi mereka bisa merasakan kehadiranmu, sentuhannya

Meskipun mereka tak melihat akan wujudnya seperti apa, namun mereka yakin akan adanya dirimu dan hal itu adalah sebuah kebenaran. Anginpun hanya terdiam, mendengarkan rumput bicara.

Setelah rumput selesai berbicara, anginpun bertanya lagi, karena dia masih bingung apa yang dikatakan oleh rumput.

Hei rumput, apakah semua kebenaran itu sebuah keyakinan? Bukankah kebenaran itu relatif adanya

Rumput pun langsung menjawab secara spontan, tanpa berfikir panjang.

"Memang kebenaran itu hal yang bersifat relatif, bagimu sebuah kebenaran belum tentu bagi mereka juga sebuah kebenaran. Terkadang mereka bilang itu sebuah kesalahan. Keyakinanpun juga begitu, keyakinan yang kau pahami sekarang dan menurutmu itu lahir dari sebuah kebenaran belum tentu bagiku itu sebuah keyakinan. Karena itu semua tergantung cara kita memandang sebuah kebenaran tersebut. Dan belum ku sebut sebuah kiyakinanmu sama dengan keyakinanmu selama pengembaraan ini

Saat itulah angin dan rumput mulai akrab dan akhirnya mereka menjadi sahabat. Mereka selalu menghabiskan waktu untuk bercerita apa saja yang membuat mereka senang ataupun sedih. Menghabiskan senja di puncak gunung dan di bibir pantai kala itu mereka bercakap.


Kolam kampus, 19 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi