Oleh: Anis Fitriawati Ningsih, S.E.
Alumni Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
Aktifis: Suneidesis
Seperti yang terdengar kesaantero Indonesia “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Itulah
yang di ucapkan oleh Bung Karno sang founding
father. Presiden pertama Indonesia tersebut menegaskan, bahwa pemuda
merupakan indikator atau input yang paling penting demi kemajuan suatu bangsa.
Suatu bangsa atau negara dikatakan baik bisa dilihat dari segi kualitas
pemudanya. Pemuda sebagai penerus atau pewaris suatu negara, sedangkan
pemerintah sebagai stakeholder atau
elemen penyedia kebijakan. Adakalanya juga sebagai motivator untuk kaum pemuda.
Pemuda adalah regeneerasi yang harus memiliki jiwa dan karakter sebagai
seorang pemimpin yang seharusnya sudah terencana strategis dalam membangun
bangsa dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Serta kepribadian yang dapat
dijadikan contoh untuk suatu negara. Memilki skill atau kemampuan dalam segala bidang agar mampu bersaing dengan
negara lain baik dalam urusan iptek ataupun teknologi. Mampu menjadi diri
sendiri dalam mewujudkan harapan dan impian yang menjadi dasar utama yang ingin
dicapai. Pemuda sebagai aspirasi yang dapat menyampaikan keluh kesah
masyarakat. Oleh sebab itu, pemuda harus menyadari akan fungsinya seabagai
seorang ”Agent of Change, Moral farce, dan Social Control” yang akan berdampak
kepada masyarakat sebagai bentuk pembangunan suatu bangsa.
Sejanak kita mengingat memory pelajaran sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia
dalam memperoleh pembebasan atau lebih tepatnya kata “MERDEKA”. Pemuda memilki
peran penting untuk mengguncangkan dunia dengan sejuta inspirasi dan
kreativitas. Kemajuan suatu bangsa berada di tangan para pemuda. Dalam
mempertahankan tanah air tercinta Indonesia dari tangan para penjajah jepang.
Dalam rezim Bapak Sukarno (Orde lama), kemudian megeluarkan rezim keduanya (Orde
baru). Dari sekian perjuangan yang dilakukan oleh pejuang tidak lepas dari sang
motivator ”Bapak Sukarno”. Cucuran keringat perjuangan para pejuang yang telah
gugur seharusnya sebagai gambaran kepada pemuda dalam mempertahankan negaranya.
Sangat jelas arti pemuda sebagai tulang punggung bangsa. Yang tak lain adalah
pewaris revolusi perjuanagan menuju perubahan yang berlandaskan pada ideologi
pancasila “Persatuan Indonesia”.
People make history (Sang pembuat sejarah) itulah sebutan sesuai
untuk pemuda yang memilki keistimewaan dalam bersaing dan berinovsi, akan
tetapi, jika kita melihat keadaan pemuda saat ini jauh dari harapan para founding father. Pemuda mengalami
perubahan secara moral dan budaya yang lebih meniru pada budaya barat. Para
pemuda sekarang seakan melupakan moral dan akhlak yang menjadi landasan bangsa
Indonesia selama ini. Berbagai aturan dilanggar dalam kehidupan barbangsa dan bernegara
Indonesia. Aturan dilanggar sudah merupakan hal yang lazim dan bahkan
membudidaya diera pos-moderen ini, seperti halnya merokok, miras, oplosan yang
mematikan, narkoba, teroris, tawuran antar pelajar, serta kriminalitas, dan
juga lain-lain. Dari sekian banyak pelanggaran yang sudah terjadi, tanpa pemuda
sadari tindakan yang telah dilakukan bukan untuk memajukan bangsa, justru
menghancurkan anak bangsa. Pemuda merupakan insan akademis yang wajib beraklak,
taat akan aturan yang berlaku dan tertera didalam Pancasila serta UUD 1945.
Contoh kasus yang kerap kali ditemui yaitu Narkoba, dengan hura-hura
pemuda berpesta narkoba. Beberapa triliun narkoba yang ditemukan dan
dipergunakan pemuda. Tidak hanya itu pemuda kerap kali menjadi bandar narkoba
dari negara lain.
Sedangkan pemerintah yang mempunyai jabatan sebagai abdi negara, yang
seharusnya memberikan contoh anti narkoba justru terjerumus sebagai pengguna.
Kita sebagai bangsa yang berakhlak dan bermoral marilah perangi narkoba angkat
derajat bangsa Indonesia, sebagai mana para pejuang mempertahankan negara untuk
anak cucu terutama para pemuda. Merubah minzet atau pandangan bangsa indonesia
sebagai insan akdemisi yang berakhlakul karimah, inilah harapan dari para founding father dan juga negra republik
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi