Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pemuda Sebagai Tulang Punggung Bangsa

Sabtu, 05 Mei 2018

Alumni Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
Aktifis: Suneidesis
Seperti yang terdengar kesaantero Indonesia “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Itulah yang di ucapkan oleh Bung Karno sang founding father. Presiden pertama Indonesia tersebut menegaskan, bahwa pemuda merupakan indikator atau input yang paling penting demi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa atau negara dikatakan baik bisa dilihat dari segi kualitas pemudanya. Pemuda sebagai penerus atau pewaris suatu negara, sedangkan pemerintah sebagai stakeholder atau elemen penyedia kebijakan. Adakalanya juga sebagai motivator untuk kaum pemuda.

Pemuda adalah regeneerasi yang harus memiliki jiwa dan karakter sebagai seorang pemimpin yang seharusnya sudah terencana strategis dalam membangun bangsa dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Serta kepribadian yang dapat dijadikan contoh untuk suatu negara. Memilki skill atau kemampuan dalam segala bidang agar mampu bersaing dengan negara lain baik dalam urusan iptek ataupun teknologi. Mampu menjadi diri sendiri dalam mewujudkan harapan dan impian yang menjadi dasar utama yang ingin dicapai. Pemuda sebagai aspirasi yang dapat menyampaikan keluh kesah masyarakat. Oleh sebab itu, pemuda harus menyadari akan fungsinya seabagai seorang ”Agent of Change, Moral farce, dan Social Control yang akan berdampak kepada masyarakat sebagai bentuk pembangunan suatu bangsa.

Sejanak kita mengingat memory pelajaran sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh pembebasan atau lebih tepatnya kata “MERDEKA”. Pemuda memilki peran penting untuk mengguncangkan dunia dengan sejuta inspirasi dan kreativitas. Kemajuan suatu bangsa berada di tangan para pemuda. Dalam mempertahankan tanah air tercinta Indonesia dari tangan para penjajah jepang. Dalam rezim Bapak Sukarno (Orde lama), kemudian megeluarkan rezim keduanya (Orde baru). Dari sekian perjuangan yang dilakukan oleh pejuang tidak lepas dari sang motivator ”Bapak Sukarno”. Cucuran keringat perjuangan para pejuang yang telah gugur seharusnya sebagai gambaran kepada pemuda dalam mempertahankan negaranya. Sangat jelas arti pemuda sebagai tulang punggung bangsa. Yang tak lain adalah pewaris revolusi perjuanagan menuju perubahan yang berlandaskan pada ideologi pancasila “Persatuan Indonesia”.

People make history (Sang pembuat sejarah) itulah sebutan sesuai untuk pemuda yang memilki keistimewaan dalam bersaing dan berinovsi, akan tetapi, jika kita melihat keadaan pemuda saat ini jauh dari harapan para founding father. Pemuda mengalami perubahan secara moral dan budaya yang lebih meniru pada budaya barat. Para pemuda sekarang seakan melupakan moral dan akhlak yang menjadi landasan bangsa Indonesia selama ini. Berbagai aturan dilanggar dalam kehidupan barbangsa dan bernegara Indonesia. Aturan dilanggar sudah merupakan hal yang lazim dan bahkan membudidaya diera pos-moderen ini, seperti halnya merokok, miras, oplosan yang mematikan, narkoba, teroris, tawuran antar pelajar, serta kriminalitas, dan juga lain-lain. Dari sekian banyak pelanggaran yang sudah terjadi, tanpa pemuda sadari tindakan yang telah dilakukan bukan untuk memajukan bangsa, justru menghancurkan anak bangsa. Pemuda merupakan insan akademis yang wajib beraklak, taat akan aturan yang berlaku dan tertera didalam Pancasila serta UUD 1945.

Contoh kasus yang kerap kali ditemui yaitu Narkoba, dengan hura-hura pemuda berpesta narkoba. Beberapa triliun narkoba yang ditemukan dan dipergunakan pemuda. Tidak hanya itu pemuda kerap kali menjadi bandar narkoba dari negara lain.


Sedangkan pemerintah yang mempunyai jabatan sebagai abdi negara, yang seharusnya memberikan contoh anti narkoba justru terjerumus sebagai pengguna. Kita sebagai bangsa yang berakhlak dan bermoral marilah perangi narkoba angkat derajat bangsa Indonesia, sebagai mana para pejuang mempertahankan negara untuk anak cucu terutama para pemuda. Merubah minzet atau pandangan bangsa indonesia sebagai insan akdemisi yang berakhlakul karimah, inilah harapan dari para founding father dan juga negra republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi