Oleh: Aryo Gendeng
Salam
PANCAWRNA!
Beribu warna
berangkat dengan tujuan sama. Hadirin yang dihormati oleh manusia yang tidak
berdaya, sangkuni misalnya. Sebelum hadirin mendapat wejangan dari sunan
Gendeng dari Gua hantam, alangkah baiknya jika hadirin ketahaui, bahwa kita ini
bukan siapa-siapa dan tidak akan menjadi apa-apa.
Langsung
saja pada sorotan yang menyebalkan di dunia ini. Yakni, tentang dasar-dasar
dari segala hal. Misalnya, dasar Tri fungsi Mahasiswa, dasar-dasar hukum
negeri, serta dasar-dasar dari DASAR itu sendiri.
Saudara yang
budiman, kita kerap kali mengkaji suatu hal dengan cara instan. Mungkin hal
yang kita kaji atau yang kita lihat adalah hal instan pula. Tapi
saudara-saudara, ketahuilah bahwa mengkaji dari dasar hingga ujung itu lebih
asyik dibandingkan mengkaji secara langsung. Yang harus kita ketahui terlebih
dahulu adalah permasalahan itu sendiri. kita harus kenal dari mana permasalahan
itu. Jika perlu kita harus menggunakan 5 W +1 H. Baru kemudian kita bisa
menggunakan teori yang kita dapat, baik dari bangku keilmuan kelas atau pun
dari bangku kelimuan kehidupan.
OKA
LANJUT-------)
Saudara
faham, siapa yang diberikan amanat untuk peradaban ini? hehehe, perlu saudara
ketahui ,peraban ini diwariskan pada MAHAsiswa. Sebab mahsiswa adalah manusia
yang sudah besar otaknya. Bukan keras kepala maksudnya, akan tetapi otaknya itu
sudah memakan banyak litrasi. Akan teetapi dan hanya saja perlu saudara
ketahui, bahwasannya mahasiswa sekarang itu selalu gemar memainkan politik.
Baik mahasiswa yang ikut bendera atau ekstra, maupun mahasiwa yang kupu-kupu.
Kenapa mahasiswa kupu-kupu juga termasuk? Sebab, mahasiswa yang kupu-kupu itu
selalu menjadi kambing hitam mahasiswa yang berwarna/berekstra.
Apa? Saudara
bilang mahasiswa itu tidak ikut partai? Kemudian tidak akan berpolitik?
Hahaha,jika sudara beranggapan seperti itu maka saudara SALAH besar. Saudara
tau, yang pandai berpolitik di partai-partai itu siapa? baiklah, coba kita
amati. Yang pandai berpolitik di partai-partai itu sebagaian besar sudah
melewati godokan bendera-bendera. Tidak! Saya tidak mengatakan dalam bendera
itu ada pelajaran cara berpolitik! Tapi mahasiswa itu sendiri yang berpolitik
karena ingin terkenal ataupun diakui!
OKA
LANJUT----)
Selain itu,
Kalau boleh mengatakan, mahasiswa sekarang itu lebih gemar DEBAT dibandingkan
diam lalu bertindak. JIka saudara tidak percaya, silahkan dilihat dalam
pemilihin ketum jurusan hingga Presiden Mahasiswa. Mereka saling menjelekan
untuk mendapatkan kekuasaan itu. mereka saling todong permasalahan untuk
mendapatkan pengakuan bahwa mereka itu hebat. Yang kawan akan menjadi lawan.
Yang lawan bisa jadi kawan. Maka dari itu, saudara jangan percaya pada
mahasiswa yang suka berbicara. Yang kemana-kemana selalu menjadi penceramah,
dan jika tidak sefaham akan memusuhi. Ya, boleh disetujui, jika ada yang
mengatakan “masyarakat mana yang tidak menggelengkan kepada pada saat mahasiswa
berbicara?”. Pertanyaan sekaligus pernyataan itu sangatlah pas dengan kondisi
sekarang.
Baiklah coba
kita bandingkan! Jika pada jaman sebelum merdeka, 10 mahasiswa mampu
menyumbangkan pemikiran yang WAW untuk negeri ini. Sedangsekarang, beribu
mahasiswa mampu mengkocar-kacirkan keadaan masyarakat kecil sepertiku dan
suadara ini.
Adapaun,
penanggulangan atau saran untuk mahasiswa sekarang agar mendapat perhatian
masayarakat adalah 1. DIAM dan banyaklah BERTINDAK. 2. Hindari lomba DEBAT,
sebab lomba debat terdapat pengajaran untuk mencari kesalahan, dan solusi yang
diungkapkan acapkali tidak dilakukan. 3. Hinda dari keikutsertaan apapun diri
anda pada DUTA Kampus, Daerah, ataupun duta-duta lainnya. Sebab DUTA itu masih
belum jelas fungsinya. Terakhir atau yang ke 5, jangan hanya membaca tulisan
ini, tapi segera AMATI keadaan lalu tindaki dengan solusi tepat, dan pergerakan
tepat! Sekian dan sampai jumpa. Salam PANCAWARNA. Salom.
Dari GUA
HANTAM mengabarkan dan selalu memantau!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi