Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Bom dan Kematian

Selasa, 15 Mei 2018


Oleh: Aryo Gendeng

Kematian. Adalah suatu kata yang angker dan jika boleh mengatakan, kematian itu misterius. Sebab, kematian itu tidak dapat dilihat atau diketahui dengan jelas kapan datangnya. Kata kematian ini pantas disandingkan dengan kata apapun. Contoh, kematian kampus, kematian manusia, kematian Negara, serta kematian lainnya.

Dar.

Jika berkenaan dengan manusia, kata kematian akan menjadikan manusia itu wafat/meninggal/ataupun tewas. Tapi apabila boleh menyarankan, janganlah takut pada kematian. Sebab, yang hidup akan mati. Tapi jangan bunuh diri, atau mati tidak selayaknya, karena dalam kehidupan ini buka persoalan mati, akan tetapi bagaimana caranya mengisi hidup sebelum mati (Perkataan Cak Nun dalam dialognya). Kepasrahan kepada sang pencipta atas ujian-ujian itulah yang inti sebenarnya.  Perlu digaris besari bahwa tidak ada yang menjamin setelah mati, kita bisa masuk surga. Yang mampu menjamin masuk surga adalah tingkah laku kita sendiri, serta kehendak tuhan. Contoh pada BOM bunuh diri yang lalu. Jika diruntut dengan hukum agamanya, maka mereka mendapat dua dosa. Pertama, dosa karena bunuh diri dengan alasan jihadnya yang kurang tepat. Kenapa demikian? Sebab, sudah jelas di Tafsir jalalin, bahwa jihad dibolehkan JIKA ada suatu qaum yang mengibarkan bendera perang pada qaum muslimin. Sedang BOM bunuh diri kemarin sama sekali tidak ada yang mengibarkan bendera perang.  Kedua, dosa-dosa manusia yang meninggal karena percikan BOM. Sudah jelas sekali, BOM kemarin bukan hanya menimpa dirinya, akan tetapi juga memaksa nyawa beberapa orang di dekatnya. Yang paling harus bertanggung jawab atas dosa-dosa itu, adalah manusia yang kalipertama mendoktrin untuk JIHAD. Coretan ini memang tidak berhak untuk mendosakan siapa saja! Akan, tepi coretan ini boleh mengantar bagaimana baik-buruk dan salah-benarnya suatu hal.

DARRRRRRRRR??????????

Jika kata kematian dikaitkan dengan Kekayaan, dapat kiranya mengulas SDM itu sendiri. Banyak manusia-manuisa yang berijasah tinggi di INDONESIA ini, serta sumber daya alamnya kaya sekali. Akan tetapi sampai sekarang, alam yang kaya ini masih belum bisa dikelola dengan baik oleh Ijasawan-ijasawan tinggi itu. Maka, boleh kiranya, bila kita berkata "Kematiaan Kekayaan".

Kata kematian itu sangat angker. Manusia pasti akan bertemu dengan kata kematian itu. Akantetapi, bagaimana caranya kita mengenal kemamatian itu. perlu beratus-ratus lembar untuk mendefinisikan kata kematian hingga ke seluk beluknya. Tapi yang paling PENTING dan INTI dalam kematian adalah, kematian PERSATUAN. Jangan sampai persatuan itu mati. Jika Persatuan itu mati, maka manusia-manusia dari negara luar yang ingin mengusai Tanah ini semakin memiliki peluang besar.

DAAAAAARRRRRR!!!!!!!!!

Baiklah, kita kembali ke peristiwa kemarin. Setelah ledakan BOM usai, ternyata efeknya atau dampaknya masih belum habis. Alias membekas lakyaknya BOM yang meledak tak henti-henti.
Contohnya, timbul beribu perasangka buruk pada agama! Saling tuduh! Serta ada yang mengungkit persoalan yang sudah terkubur lama! Dampak seperti inilah yang akan menjadikan persatua mati. Jika persatuan mati, maka dapat pula dikatakan “Kematian persatuan.” Solusinya agar kata kamatian tidak selalu memeluk persatuan adalah, harus ada tindak lanjut dari pemerintah, serta tindak lanjut dari manusia yang masih mengaku Merah Putih berada dalam dadanya. Adapun tindak lanjut itu sendiri ialah; pertama, jangan salig tuduh. Kedua, ajarkan kembali nasionalisme baik kepada siswa, mahasiswa, maupun Masyarakat awam. Ketiga, untuk para politikus-politkus, segeralah mengurangi kegiatan politiknya. Kenapa demikian? Karena, kegiatan politiknya itu banyak dimanfaatkan orang-orang yang tidak ingin Indonesia bersatu. Yang ke empat, harus mengingat para pahlawan yang berani mati untuk tanah bangsa ini. kenapa? Karena pahlawan-pahlawan kita itu telah bersatu. Hal itu dapat ditelaah dengan kacamata sejarah.

Sebenarnya kata kematian itu gampang diucapkan akan tetapi sangat sulit untuk dipahami. Seperti kalimat-paragraf di atas. Sebab, sangat membutuhkan nasionalisme untuk memhami tulisan di atas. Mungkin dapat dikatakan, butuh dada MERAH-PUTIH untuk mememahami esesnsi dari pada tulisan ini.

"Semangat bangsaku, ujian akan berlanjut untukmu. Sebab, sebentar lagi engkau menjadi bangsa yang besar, yang siapa saja tidak akan mampu memprofokatorimu."
(Kopet Petteng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi