Oleh: Aryo Gendeng
Kematian.
Adalah suatu kata yang angker dan jika boleh mengatakan, kematian itu
misterius. Sebab, kematian itu tidak dapat dilihat atau diketahui dengan jelas
kapan datangnya. Kata kematian ini pantas disandingkan dengan kata apapun.
Contoh, kematian kampus, kematian manusia, kematian Negara, serta kematian
lainnya.
Dar.
Jika
berkenaan dengan manusia, kata kematian akan menjadikan manusia itu
wafat/meninggal/ataupun tewas. Tapi apabila boleh menyarankan, janganlah takut
pada kematian. Sebab, yang hidup akan mati. Tapi jangan bunuh diri, atau mati
tidak selayaknya, karena dalam kehidupan ini buka persoalan mati, akan tetapi
bagaimana caranya mengisi hidup sebelum mati (Perkataan Cak Nun dalam
dialognya). Kepasrahan kepada sang pencipta atas ujian-ujian itulah yang inti
sebenarnya. Perlu digaris besari bahwa tidak ada yang menjamin setelah
mati, kita bisa masuk surga. Yang mampu menjamin masuk surga adalah tingkah
laku kita sendiri, serta kehendak tuhan. Contoh pada BOM bunuh diri yang lalu.
Jika diruntut dengan hukum agamanya, maka mereka mendapat dua dosa. Pertama,
dosa karena bunuh diri dengan alasan jihadnya yang kurang tepat. Kenapa
demikian? Sebab, sudah jelas di Tafsir jalalin, bahwa jihad dibolehkan JIKA ada
suatu qaum yang mengibarkan bendera perang pada qaum muslimin. Sedang BOM bunuh
diri kemarin sama sekali tidak ada yang mengibarkan bendera perang.
Kedua, dosa-dosa manusia yang meninggal karena percikan BOM. Sudah jelas
sekali, BOM kemarin bukan hanya menimpa dirinya, akan tetapi juga memaksa nyawa
beberapa orang di dekatnya. Yang paling harus bertanggung jawab atas dosa-dosa
itu, adalah manusia yang kalipertama mendoktrin untuk JIHAD. Coretan ini
memang tidak berhak untuk mendosakan siapa saja! Akan, tepi coretan ini boleh
mengantar bagaimana baik-buruk dan salah-benarnya suatu hal.
DARRRRRRRRR??????????
Jika kata
kematian dikaitkan dengan Kekayaan, dapat kiranya mengulas SDM itu sendiri.
Banyak manusia-manuisa yang berijasah tinggi di INDONESIA ini, serta sumber
daya alamnya kaya sekali. Akan tetapi sampai sekarang, alam yang kaya ini masih
belum bisa dikelola dengan baik oleh Ijasawan-ijasawan tinggi itu. Maka, boleh
kiranya, bila kita berkata "Kematiaan Kekayaan".
Kata
kematian itu sangat angker. Manusia pasti akan bertemu dengan kata kematian
itu. Akantetapi, bagaimana caranya kita mengenal kemamatian itu. perlu
beratus-ratus lembar untuk mendefinisikan kata kematian hingga ke seluk
beluknya. Tapi yang paling PENTING dan INTI dalam kematian adalah, kematian PERSATUAN.
Jangan sampai persatuan itu mati. Jika Persatuan itu mati, maka manusia-manusia
dari negara luar yang ingin mengusai Tanah ini semakin memiliki peluang besar.
DAAAAAARRRRRR!!!!!!!!!
Baiklah,
kita kembali ke peristiwa kemarin. Setelah ledakan BOM usai, ternyata efeknya
atau dampaknya masih belum habis. Alias membekas lakyaknya BOM yang meledak tak
henti-henti.
Contohnya,
timbul beribu perasangka buruk pada agama! Saling tuduh! Serta ada yang
mengungkit persoalan yang sudah terkubur lama! Dampak seperti inilah yang akan
menjadikan persatua mati. Jika persatuan mati, maka dapat pula dikatakan
“Kematian persatuan.” Solusinya agar kata kamatian tidak selalu memeluk
persatuan adalah, harus ada tindak lanjut dari pemerintah, serta tindak lanjut
dari manusia yang masih mengaku Merah Putih berada dalam dadanya. Adapun tindak
lanjut itu sendiri ialah; pertama, jangan salig tuduh. Kedua, ajarkan kembali
nasionalisme baik kepada siswa, mahasiswa, maupun Masyarakat awam. Ketiga,
untuk para politikus-politkus, segeralah mengurangi kegiatan politiknya. Kenapa
demikian? Karena, kegiatan politiknya itu banyak dimanfaatkan orang-orang yang
tidak ingin Indonesia bersatu. Yang ke empat, harus mengingat para pahlawan
yang berani mati untuk tanah bangsa ini. kenapa? Karena pahlawan-pahlawan kita
itu telah bersatu. Hal itu dapat ditelaah dengan kacamata sejarah.
Sebenarnya
kata kematian itu gampang diucapkan akan tetapi sangat sulit untuk dipahami.
Seperti kalimat-paragraf di atas. Sebab, sangat membutuhkan nasionalisme untuk
memhami tulisan di atas. Mungkin dapat dikatakan, butuh dada MERAH-PUTIH untuk
mememahami esesnsi dari pada tulisan ini.
"Semangat
bangsaku, ujian akan berlanjut untukmu. Sebab, sebentar lagi engkau menjadi
bangsa yang besar, yang siapa saja tidak akan mampu memprofokatorimu."
(Kopet
Petteng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi