Oleh: Selsius Sedik
Mahasiswa: Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Penulis asal Papua,
dan pengurus Dewan Pimpinan Komesariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI) Cabang Bangkalan, Madura di Kabid Kajian.
Salahsatu
pulau timur di Indonesia yang sangat luas dan terbesar dan cukup menjanjikan
harapan hidup bagi dunia Nasional dan Internasional adalah Papua. Pulau
terbesar di Indonesia timur itu sangat indah sebab hutan belantara yang masih
biru, lembah yang indah di kelilingi kabut putih. Pantai panjang dihiasi oleh
hamparan pasir putih, disekelilingi oleh flora dan fauna yang membentangi
sepanjang pulau, gunung dengan salju abadi menyimpang seribu misteri.
Siapa
yang tidak tau dengan pulau indah di indonesia timur itu, tentu semua
orang pasti tau. Negeri yang dulunya di sapa denagan Irian Jaya, kini menjadi
ancaman terbesar eksplorasi perusahan kelapa sawit, perusahan tambang, serta
semua perusahan terbesar dimiliki oleh Kapitalisme dan kaum kapitalis global
dan mereka datang hanya untuk merusak negeri ini.
Ancaman
sudah didepan mata. Kehidupan manusia bersama alam mulai terancam, keindahan
mulai luntur bagaikan gadis manis di jemur panas semakin membakar semakin
tergores. Sungguh, undang-undang Otsus-pun
tidak mampu membendungi kekuatan Kapitalis.
Papua
pulau yang di kategori gadis menis itu mulai luntur, sangat menyakitkan hati manusia
di tanah Papua. Apakah kita harus diam dan tertindas atau kita bangkit berdiri untuk
bersuara atas negri ini. Tidak ada jalan lain, melalui pendidikan, kita bisa
menjadi benteng atas hutan tanah Papua.
Jika
kita berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa terlepas dari ekonomi. Berbicara
ekonomi, maka tidak terlepas dari kesenjangan kaya dan miskin (Soal-soal
ekonomi). Jika kita berbicara kaya dan miskin, tentu juga berbicara
keberpihakan negara. Kehadiran negara harus mampu memproteksi semua aspek
kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, Kesehatan, sosial budaya, politik, dan
lainnya.
Tangisan
air mata terus menetes dalam dada orang Papua. Tentu ini melalui perjuangan
panjang untuk menghapuskan setiap tetesan tersebut. Saatnya bangkit dan menatap
masa depan tanpa menunggu. Cugito Ergo
Sum (Saya berpikir Maka Saya ada). Saya berfikir maka saya harus ada untuk
Papua Jaya!
Saya
ingin mempersembahkan nyanyian berikut untuk orang Papua dan Indonesia, hanya
untuk kita tahu bagaimana kekayaan Negeri Indonesia ini dengan adanya Papua.
Renungilah nyanyian berikut dan juga bangkitlah untuk Indonesia.
Aku Papua
Cipta: Franky
Sahilatua
Tanah Papua tanah
yang kaya,
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
Tanah papua tanah leluhur,
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Tanah Papua tanah yang kaya,
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
Tanah papua tanah leluhur,
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua
Hitam kulit keriting rambut, aku papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam kulit keriting rambut, aku papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Kami Papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Kami Papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Kami Papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi