Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Papua Tanahku

Jumat, 01 Juni 2018


Oleh: Selsius Sedik
Mahasiswa: Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Penulis asal Papua, dan pengurus Dewan Pimpinan Komesariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Bangkalan, Madura di Kabid Kajian.

Salahsatu pulau timur di Indonesia yang sangat luas dan terbesar dan cukup menjanjikan harapan hidup bagi dunia Nasional dan Internasional adalah Papua. Pulau terbesar di Indonesia timur itu sangat indah sebab hutan belantara yang masih biru, lembah yang indah di kelilingi kabut putih. Pantai panjang dihiasi oleh hamparan pasir putih, disekelilingi oleh flora dan fauna yang membentangi sepanjang pulau, gunung dengan salju abadi menyimpang seribu misteri.

Siapa yang tidak tau dengan pulau indah di indonesia timur itu, tentu semua orang pasti tau. Negeri yang dulunya di sapa denagan Irian Jaya, kini menjadi ancaman terbesar eksplorasi perusahan kelapa sawit, perusahan tambang, serta semua perusahan terbesar dimiliki oleh Kapitalisme dan kaum kapitalis global dan mereka datang hanya untuk merusak negeri ini.

Ancaman sudah didepan mata. Kehidupan manusia bersama alam mulai terancam, keindahan mulai luntur bagaikan gadis manis di jemur panas semakin membakar semakin tergores. Sungguh, undang-undang Otsus-pun tidak mampu membendungi kekuatan Kapitalis.

Papua pulau yang di kategori gadis menis itu mulai luntur, sangat menyakitkan hati manusia di tanah Papua. Apakah kita harus diam dan tertindas atau kita bangkit berdiri untuk bersuara atas negri ini. Tidak ada jalan lain, melalui pendidikan, kita bisa menjadi benteng atas hutan tanah Papua.

Jika kita berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa terlepas dari ekonomi. Berbicara ekonomi, maka tidak terlepas dari kesenjangan kaya dan miskin (Soal-soal ekonomi). Jika kita berbicara kaya dan miskin, tentu juga berbicara keberpihakan negara. Kehadiran negara harus mampu memproteksi semua aspek kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, Kesehatan, sosial budaya, politik, dan lainnya.
Tangisan air mata terus menetes dalam dada orang Papua. Tentu ini melalui perjuangan panjang untuk menghapuskan setiap tetesan tersebut. Saatnya bangkit dan menatap masa depan tanpa menunggu. Cugito Ergo Sum (Saya berpikir Maka Saya ada). Saya berfikir maka saya harus ada untuk Papua Jaya!

Saya ingin mempersembahkan nyanyian berikut untuk orang Papua dan Indonesia, hanya untuk kita tahu bagaimana kekayaan Negeri Indonesia ini dengan adanya Papua.

Renungilah nyanyian berikut dan juga bangkitlah untuk Indonesia.

Aku Papua
Cipta: Franky Sahilatua

Tanah Papua tanah yang kaya,
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
Tanah papua tanah leluhur,
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua.
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Tanah Papua tanah yang kaya,
surga kecil jatuh ke bumi.
Seluas tanah sebanyak madu,
adalah harta harapan.
Tanah papua tanah leluhur,
di sana aku lahir.
Bersama angin bersama daun,
aku di besarkan.
Hitam kulit keriting rambut, aku papua
Hitam kulit keriting rambut, aku papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Kami Papua
Hitam Putih Keriting Lurus, Kami Papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua
Biar nanti langit terbelah, Kami papua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kolom komentar diisi