Oleh: Milenia
Nur Purti R
Kugenggam
pasir putih yang nyalang akan rindu
Dan
bisikan ombak yang bergelung namamu
Serta
binalnya surya yang semakin kurang ajarnya pergi
Tanpa
pamit, lalu
ada hati yang sakit
Di penghujung
kota, tengah musim panas yang mengguyur
Patah
hati ku berdiri, tenggelam akan sepi
Berjalan
tanpa alas kaki, tak ada yang
menggenggam jemari
Biarlah, akan senja nanti yang menyua
Ada
yang hilang
Semenjak
aku duduk ditepian pantai
Untuk
rindu akan rumah, dan senyuman manis
sang dewa
Dan reka
doa, serta belati yang meracau di relung dada
Aku tersesat
Mataku
terpejam
Hembusan
nyiur kelapa membungkam
Di
pelarian yang tak berujung, dan Asmara
yang telah digantung
Dan berbalik;
pulang
-Spklw-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kolom komentar diisi